Penulis: Nurul Khoiriyah (Mahasiswa Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Identitas nasional menghadapi tantangan yang lebih besar di era globalisasi yang semakin berkembang, di mana budaya, teknologi, dan informasi melintasi batas negara dengan cepat.
Pengaruh budaya asing, kemajuan teknologi, dan mobilitas manusia yang tinggi dapat membahayakan identitas budaya dan bangsa. Untuk mengatasi hal-hal seperti ini, pendidikan kewarganegaraan (PKN) adalah alat yang sangat penting untuk memperkuat identitas nasional, membentuk karakter bangsa, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang hak dan kewajiban setiap orang.
Mengembangkan Keyakinan tentang Nasionalitas
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang dasar-dasar negara, seperti Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, serta sistem dan nilai-nilai yang membedakan Indonesia dari negara lain.
Baca Juga: Penerapan Moralitas Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting di Indonesia, yang memiliki banyak suku, agama, dan budaya yang berbeda. Ini dilakukan untuk menyatukan semua perbedaan ini dalam rasa kebangsaan dan nasionalisme yang kuat.
PKN dapat membangun identitas bersama yang menjadi dasar bagi persatuan dan kesatuan bangsa dengan mengajarkan nilai-nilai nasional seperti toleransi, gotong royong, dan cinta tanah air.
Pendidikan kewarganegaraan juga mengajarkan generasi muda tentang sejarah perjuangan bangsa untuk kemerdekaan dan pentingnya menjaga kedaulatan.
Baca Juga: Prabowo: Pengunduran Diri Gus Miftah Bentuk Ksatria dan Patut Ditiru Banyak Orang
Dengan mempelajari sejarah bangsa mereka, generasi muda akan lebih menghargai arti kemerdekaan dan memahami peran mereka dalam mempertahankan nilai bangsa.
Mengatasi Masalah Globalisasi
Meskipun globalisasi memiliki banyak manfaat, seperti peningkatan akses ke informasi, peluang ekonomi, dan hubungan internasional yang lebih kuat, juga memiliki efek negatif, terutama dalam hal kehilangan tradisi lokal.
Dengan dominasi budaya asing yang semakin meningkat melalui media sosial, film, musik, dan produk konsumsi, generasi muda dapat kehilangan kesadaran akan pentingnya menjaga tradisi dan budaya asli mereka.