Merajut Keharmonisan dalam Keberagaman dengan Nilai Pancasila

photo author
- Rabu, 18 Desember 2024 | 02:08 WIB
Anggi Tri Amalia ( Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)
Anggi Tri Amalia ( Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)

Penulis: Anggi Tri Amalia ( Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang)

TOPMEDIA.CO.ID - Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan keberagaman. Dengan lebih dari 17.000 pulau, ratusan suku, bahasa daerah, dan agama yang dianut, Indonesia menjadi contoh nyata betapa berwarnanya kehidupan masyarakat.

Namun, keberagaman ini juga menghadirkan tantangan tersendiri, terutama ketika perbedaan tersebut tidak diiringi oleh rasa saling menghormati.

Di sinilah peran Pancasila, khususnya sila ketiga, "Persatuan Indonesia," menjadi penting. Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, tetapi juga pedoman hidup untuk membangun keharmonisan di tengah perbedaan. Sila ketiga mengajarkan kita untuk menjunjung tinggi persatuan sebagai fondasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Baca Juga: Persoalan Sampah di Serang Banten

Namun, di era modern ini, ancaman terhadap persatuan semakin nyata. Perbedaan pandangan politik, agama, atau sosial sering kali menjadi pemicu konflik dan perpecahan. Media sosial, yang seharusnya menjadi alat untuk menyatukan, justru kerap dimanfaatkan untuk menyebarkan ujaran kebencian dan informasi yang menyesatkan.

Untuk membangun keharmonisan dalam keberagaman, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah kembali ke nilai-nilai Pancasila.

Sila ketiga mengajarkan bahwa persatuan tidak berarti menyeragamkan, melainkan menghargai perbedaan sebagai kekayaan bangsa. Ketika kita menerima bahwa setiap orang memiliki latar belakang, keyakinan, dan pandangan yang berbeda, kita dapat menciptakan ruang untuk saling memahami.

Baca Juga: Pilar Penguatan Karakter Bangsa dan Kehidupan Masyarakat: Refleksi Pendidikan Pancasila dalam Era Modern

Langkah selanjutnya adalah meningkatkan komunikasi. Kehidupan yang harmonis hanya dapat tercipta apabila ada komunikasi yang sehat dan terbuka di antara masyarakat.

Diskusi antarumat beragama, antarbudaya, atau antargenerasi, misalnya, dapat menjadi sarana untuk mempererat saling pengertian

Selain itu, penting bagi kita untuk menjadi teladan dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila.

Baca Juga: Pemuda dan Perannya dalam Membangun Karakter Bangsa

Mulailah dari hal sederhana, seperti tidak menyebarkan berita bohong yang dapat memecah belah, menghormati tradisi dan keyakinan orang lain, hingga mendukung kegiatan yang memperkuat solidaritas di lingkungan sekitar

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ketika Keadilan Hanya Milik yang Mampu

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:55 WIB

Keadilan sebagai Hak, Bukan Kemewahan

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:51 WIB
X