Asprindo: Beras Premium Langka di Ritel, Gak Beli Stok Karena Harga dari Pemasok Naik Tinggi

photo author
- Senin, 12 Februari 2024 | 14:39 WIB
Beras premium. Foto: TOPMEDIA / Istimewa
Beras premium. Foto: TOPMEDIA / Istimewa

TOPMEDIA – Beras premium di ritel-ritel mengalami kelangkaan, terutama di wilayah Jabodetabek. Jika ada, maka pembeliannya dibatasi hanya 2 pcs per orang per hari.

Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey mengatakan keterbatasan dan kekosongan beras di ritel disebabkan karena pengusaha saat ini menahan pembelian pasokan baru dari produsen atau distributor.

Karena harga jual yang ditawarkan melonjak sangat tinggi 2%-30% dari sebelumnya. Roy mengatakan hal tersebut berdasarkan surat pengumuman dari produsen dan distributor kepada ritel.

"Kami disurati oleh produsen kalau mau dapat pengiriman beras bulan ini, Februari, maka harganya naiknya sekian. Nggak tanggung-tanggung, naiknya sekitar 20%-30%, bahkan ada yang lebih dari itu,” kata Roy N Mandey, disiarkan detikfinance, Senin (12/2/2024).

Dia mencontohkan, harga beras Rp 18.000 pe kg, masa kita jualnya Rp 13.000 atau Rp 15.000, masa beli mahal, jual rugi, nggak ada hitungannya di ritel" kata Roy.

Baca Juga: Tekan Inflasi, Pj Bupati Tangerang Gelar Operasi Pasar Beras Murah

Roy juga mengatakan, saat ini ritel hanya menjual stok beras dari cadangan yang ada di gudang dengan harga sebelumnya. Jika sudah terjadi kekosongan, artinya cadangan di gudang juga sudah habis.

"Beberapa ritel terutama di Jabodetabek ini masih menjual stok sisa yang ada di cadangan gudang mereka, (kalau stok habis) ya artinya sudah habis karena sudah dijual stok cadangan gudang mereka," jelas Roy.

Namun, Roy mengatakan ritel tidak bisa terus mengandalkan sisa stok di gudang mereka. Karena jika sudah habis, akan terjadi kekosongan beras di ritel.

"Oke kami jualin ada di gudang-gudang kami, kami nggak beli dulu. Tetapi ini mau sampai berapa lama? Kalau nggak beli, di gudang-gudang kami pada saatnya pasti habis, terjadi kelangkaan," jelasnya.

Roy menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterima, tingginya harga yang ditawarkan oleh produsen disebabkan karena harga dari penggilingan padi sudah tinggi. Selain itu, saat ini pasokan beras juga terbatas karena belum adanya panen.

Baca Juga: Berkunjung ke Provinsi Banten, Presiden RI Joko Widodo tinjau Gudang Beras Bulog (GBB)

"Dalam negeri belum panen karena masa tanam, impor belum masuk, itulah yang terjadi hukum supply dan demand. Kalau demand cenderung mengalami peningkatan, tetapi suplainya terbatas, harga pasti naik," jelasnya.

Selain beras premium dari pengusaha swasta, beras medium Bulog Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) juga terbatas. Ia menduga hal ini terjadi karena distribusi beras itu yang juga untuk bantuan pangan atau bansos dan belum sepenuhnya stok impor ke Bulog.

"Saat ini belum masa panen yang diperkirakan akan terjadi pada pertengahan bulan Maret 2024 serta bersamaan pula dengan belum masuk nya beras type medium (SPHP) yang di import Pemerintah. Situasi dan kondisi yang tidak seimbang antara supply dan demand inilah yang mengakibatkan kenaikan HET beras pada pasar ritel modern (toko swalayan)," pungkas dia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rohili

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

CMSE 2025 Usung Tema Pasal Modal Untuk Rakyat

Jumat, 17 Oktober 2025 | 18:52 WIB
X