Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berkeinginan mengundang pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus ke Indonesia. Menurutnya, hal itu untuk menunjukan kepada Paus Fransiskus melihat indahnya keberagaman yang ada di masyarakat Indonesia.
Demikian keinginan tersebut dikatakan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat memberikan sambutan pada Pertemuan Nasional Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia di Nusa Dua, Denpasar, Bali, Senin (7/3).
“Saya ingin menghadirkan Paus Fransiskus ke Indonesia untuk melihat langsung indahnya keberagaman di Indonesia, sekaligus menyapa umat Katolik Indonesia secara langsung,” kata yaqut.
Baca Juga: Menag Yaqut Ingin KUA Tidak Hanya Menjadi Kantor Urusan Asmara Saja, Banyak Hal Lain Bisa Dilakukan
Melihat kondisi pandemic covid-19 yang masih terjadu di Indonesia, pihaknya berharap keinginannya tersebut bisa terealisai kedepan.
"Mudah-mudahan setelah kondisi normal, beliau bisa hadir ke Indonesia. Saya minta Pak Plt Dirjen Katolik menjajaki rencana mengundang beliau," sambung Yaqut.
Turut hadir dalam acara tersebut, Uskup Keuskupan Agung Palembang sekaligus Ketua Komisi HAK KWI Mgr. Dr. Yohanes Harun Yuwono, Sekretaris Eksekutif Komisi HAK KWI RD. Agustinus Heri. Turut mendampingi Menag, Stafsus Wibowo Prasetyo dan Abdul Qodir, serta perwakilan PKUB Kemenag RI.
Lanjut Yaqut, berkisah tentang pertemuannya dengan pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus itu pada 2019 silam. Dirinya mengapresiasi keterbukaan Paus Fransiskus dalam menerima perbedaan.
Baca Juga: Pernyataan Lengkap Menag Terkait Pengaturan Pengeras Suara di Masjid dan Mushola
“Saya bercerita tentang keindahan toleransi di Indonesia dan beliau (Paus Fransiskus) mengaku sangat mencintai Indonesia," kata Menag.
Pertemuan Nasional Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia mengusung tema Penguatan Moderasi Beragama untuk Mendukung Masyarakat yang Damai dan Inklusif Demi Pembangunan yang Berkelanjutan. Menag mengapresiasi pertemuan nasional ini yang juga membahas konsep moderasi beragama dalam perspektif umat Katolik.
“Kegiatan seperti ini sangat dibutuhkan, karena selain mendiskusikan penguatan moderasi beragama, juga akan merumuskan langkah strategis, sistematis, dan simultan untuk merawat persaudaraan dan kerukunan," jelasnya.
Baca Juga: Ditjen Bimas Kemenag Ajak Masyarakat Sudahi Kegaduhan Atas Polemik Pengeras Suara Masjid dan Musala
"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dan sumbangsih bagi penguatan moderasi beragama, demi terwujudnya masyarakat yang harmonis, rukun, damai, dan inklusif menuju Indonesia yang maju dan sejahtera," tandasnya.***
Artikel Terkait
Kemenag Buka Seleksi Calon Anggota BPKH Tahun 2022, Ini Persyaratannya
Lonjakan Omicorn, Kemenag Keluarkan Surat Edaran Isinya Begini
Kemenag Terbitkan Waktu Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Musala, Simak Waktu Penggunaannya
Kemenag Kabupaten Sambas Terima Wakaf Al-Quran Dari Puluhan Calon Pengantin
Ditjen Bimas Kemenag Ajak Masyarakat Sudahi Kegaduhan Atas Polemik Pengeras Suara Masjid dan Musala