CILEGON, TOPmedia - Masa tenang jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 seharusnya tidak ada lagi aktivitas politik yang dilakukan oleh pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Cilegon.
Namun, hal tersebut rupanya tidak berlaku di Kelurahan Bendungan, Kecamatan Cilegon. Dimana, ada indikasi upaya suap atau yang lebih sering disebut 'serangan fajar' yang dilakukan tim pemenangan salah satu Paslon di Pilkada Cilegon.
Seorang Warga RT 06/RW 03, Kelurahan Bendungan, Tomi mengatakan, dirinya baru saja menemukan pelanggaran berupa money politik yang dilakukan oleh orang yang diduga sebagai tim pemenangan atau relawan paslon di Pilkada Cilegon.
Pengakuannya, pada sekitar pukul 16.00 WIB kediamannya di datangi oleh dua orang pemuda yang memberinya sebuah amplop berisi uang dengan nilai 150 ribu rupiah.
"Jadi kemarin sore itu saya sedang tidur, terus ada yang ketok pintu rumah. Berdua masih muda, cewe-cowo, terus nanya nama saya untuk dicatat dan ngasih amplop yang isinya ternyata uang," kata Tomi kepada wartawan, Selasa (8/12/2020).
"Mereka juga nanya ke saya, ada berapa orang yang tinggal disini? Saya jawab aja ada saya, istri saya dan anak saya yang masih kecil," imbuhnya.
Selain itu, ia mengungkapkan, setelah memberi amplop berisi uang pecahan 50 ribu rupiah sebanyak 3 lembar tersebut. Laki-laki yang mengenakan sweeter dan wanita yang mengenakan kerudung berwarna cokelat itu meminta kepada dirinya untuk memilih salah satu paslon pada Pilkada Cilegon 9 Desember mendatang.
"Setelah ngasih amplop, bilang gini, jangan lupa pilih 01 yah, terus saya jawab aja Insya Allah," ungkapnya.
Dengan adanya upaya serangan fajar tersebut, dirinya berniat untuk melaporkan kejadian itu ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Cilegon agar Pilkada Cilegon berjalan dengan bersih jujur dan tidak diwarnai dengan money politik.
"Saya berniat akan melaporkan ini besok ke Bawaslu," Pungkasnya.
Menanggapi kejadian tersebut, Kordinator Lapangan (Korlap) Pasangan Ati-Sokhidin (PAS), Rizki Khairul Ikhwan mengecam keras adanya upaya money politik yang dilakukan salah satu paslon.
"Jangan mengajarkan masyarakat dengan cara yang tidak baik, dan jangan mencederai demokrasi dengan cara yang tidak bermartabat seperti itu," katanya.
Ia juga mengatakan, seharusnya paslon yang maju dalam Pilkada Cilegon, tidak hanya mengedepankan syahwat kekuasaan semata. Dalam kontestasi politik, lanjut Kiki, para calon pemimpin daerah harus menciptakan good demokrasi, bukan demokrasi for sale.
"Ciptakan Pilkada yang sehat dengan menjadikan Pilkada ini good demokrasi, jangan malah menciptakan demokrasi for sale," tuturnya.