TOPMEDIA – Jelang pertempuan tingkat tinggi Asosiasi Negara Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, pemerintahan militer Myanmar mengamuk, menyebut Indonesia ‘Anjing Peliharaan Amerika Serikat (AS)’.
Pemerintah Junta militer Myanmar sebut Indonesia 'Anjing Peliharaan Amerika Serikat’ karena merasa tidak dilibatkan oleh ASEAN dalam penyelesaian konflik dalam negerinya yang makin rumit.
Berikut penyebab keluarnya tuduhan Pemerintah Junta militer Myanmar yang menyebut Indonesia ‘Anjing Peliharaan Amerika Serikat’.
Baca Juga: Ini Jenderal Myanmar Paling Bertanggung Jawab Atas Kekerasan di Rohingya
Dikutip dari laman CNBC, untuk kali pertama pemerintah Myanmar yang termasuk bagian dari negara anggota ASEAN mengatakan bahwa organisasi bangsa bangsa ASEAN tidak lebih dari ‘Anjing Peliharaan Amerika Serikat (AS)’.
Pernyataan Myanmar ini bukannya tanpa alasan, Pemerintah Junta Militer Myanmar merasa tidak dianggap oleh asosiasi negara Asia Tenggara dalam penyelesaian konflik yang mendera dalam negerinya.
Organisasi ASEAN pun sejauh ini masih berusaha memecahkan kebuntuan konflik dalam negeri Myanmar tersebut yang semakin parah.
Baca Juga: FPI Banten Buka Pendaftaran Jihad ke Myanmar, Jaman: Semoga Mereka Selamat
Para menteri luar negeri Blok tersebut bertemu di Jakarta pada hari Kamis untuk membahas krisis konflik dalam negeri Myanmar tersebut. Dalam pertemuan tingkat tinggi ASEAN, Myanmar tidak diwakili perwakilannya.
Sebelumnya pemerintah Myanmar menolak undangan pemerintah Indonesia untuk mengirim tokoh non politik ke pertemuan tingkat tinggi angota ASEAN.
Sehingga, Pemerintah Junta militer Myanmar merasa kecewa pada negara ASEAN karena menganggap telah mengabaikan negaranya dengan menetapkan batas waktu bagi perdamaian.
Baca Juga: PMII Desak Pemerintah Indonesia dan PBB Tindak Tegas Myanmar
Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan, hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah dan berimplikasi negatif. Menurutnya, memasukkan tekanan tambahan dengan menetapkan jangka waktu akan menciptakan lebih banyak implikasi negatif daripada yang positif.
Mengutip AFP, dalam keterangan resminya Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta pada Februari tahun lalu, dengan lebih dari 2.300 orang tewas dalam tindakan brutal militer terhadap perbedaan pendapat.
ASEAN pun sejauh ini masih berusaha memecahkan kebuntuan berdarah tersebut. Para menteri luar negeri blok tersebut bertemu di Jakarta pada hari Kamis untuk membahas krisis tersebut. Junta tidak diwakili setelah menolak undangan untuk mengirim tokoh nonpolitik.