TOPMEDIA - Bila tidak segera memberhentikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan.
PDI Perjuangan bisa dianggap sedang menipu rakyat, playing victim, berpura pura luka hati.
Menurut analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, publik juga bisa menganggap PDI Perjuangan sedang melakukan dramaturgi politik.
"Di depan publik mengaku sedih dan luka hati ditinggal Jokowi, tetapi di belakang panggung sesungguhnya tertawa. Jadi PDIP sedang main dua kaki," kata Ubedilah Badrun beberapa waktu lalu.
Sebaliknya, bila PDI Perjuangan tegas dengan memberhentikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka otomatis penilaian bermain dua kaki batal dan terbantahkan.
Selain itu, publik juga memahami bahwa PDI Perjuangan benar benar kecewa pada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Wow! Harta Ipar Presiden Jokowi Meroket dari Rp4 M jadi Rp33 M, Naik 500 Persen Sejak Jadi Ketua MK
"Kalau pura pura luka hati, sakit hati, maka PDI Perjuangan sesungguhnya sedang menipu rakyat. Semacam membuat strategi playing victim, mengesankan jadi korban tipuan Jokowi," ucapnya.
"Padahal dulu menjadikan Jokowi petugas partai. Dalam konteks itu, sesungguhnya publik muak," imbuh Ubedilah.
Strategi playing victim bisa efektif, kata dia, jika argumennya kuat dan bisa diterima publik.
"Jika argumennya lemah, tidak mungkin diterima publik, artinya strategi yang dimainkan tidak efektif," pungkas Ubedilah.