Kejadian ini tentu saja menarik perhatian publik dan pengamat politik. Banyak yang melihat langkah Partai Golkar sebagai strategi politik yang cerdik, sementara yang lain menganggapnya sebagai tindakan yang tidak konsisten dan merugikan calon yang sudah mereka dukung sebelumnya.
Bagaimanapun juga, kejadian ini menunjukkan betapa dinamisnya dunia politik di Indonesia.
Kisah Dimyati Natakusumah yang merasa “di-prank” oleh Partai Golkar adalah contoh nyata dari ketidakpastian dalam dunia politik.
Meskipun menghadapi tantangan ini, Dimyati dan timnya tetap bersemangat dan siap untuk melanjutkan perjuangan mereka dalam Pilkada Banten 2024. Kita tunggu saja bagaimana perkembangan selanjutnya.***
Artikel Terkait
Ratu Ria - Subadri Subdari Resmi Daftar Calon Walikota dan Wakil Walikota Serang ke KPU, Bawa Visi Misi Pendidikan serta Kesehatan
Bersama Ratusan Rombongan, Andika Hazrumy dan Nanang Supriatna Resmi Daftar ke KPU Kabupaten Serang
Resmi, Ratu Ria Maryana dan Subadri Ushuluddin Daftar ke KPU Kota Serang
Daftar Ke KPU Banten, Teriakkan Airin - Ade Bergema di Pilgub Banten 2024
Kiprah Andra Soni di Dunia Politik, Dari Pengusaha Hingga Ketua DPRD Banten
Rabu Wekasan 2024, Tradisi dan Makna di Balik Hari Rabu Terakhir Bulan Safar
Sejarah dan Makna Rabu Wekasan, Tradisi Tolak Bala di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar
Kontroversi dan Pandangan Ulama tentang Rabu Wekasan, Tradisi atau Bidah?
Viral! Mayoret Berjilbab Tapi Pakai Rok Mini, Antara Fashion dan Norma Sosial
Amalan dan Ritual Rabu Wekasan, Tradisi Tolak Bala di Hari Rabu Terakhir Bulan Safar