TOPMEDIA - Pengamat politik sekaligus ahli filsafat indonesia Rocky Gerung menilai, untuk membuktikan kecurangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 cukup hanya dengan menggunakan sample.
Menurut Rocky Gerung hal itu sama seperti yang dilakukan oleh lembaga survei dalam menguji kualiatas para calon presiden (Capres).
Baca Juga: Bawaslu: Aksi Gibran Rakabuming Bagi Susu di CFD Kegiatan Politik Tapi Bukan Kampanye
"Survei yang dibuat oleh semua lembaga survei itu pakai sample. 1200 mewakili 160 juta orang, memang ga mungkin tetapi 1200 itu paling efisien untuk menentukan bahwa ini sudah validitasnya bisa diandalkan," ucap Rocky Gerung saat hadir dalam acara Dialog Spesial Rakyat Bersuara di iNews, Selasa (2/4/2024) lalu.
"Sekarang problemnya, waktu Prabowo, Anies, Ganjar diuji secara statistik, dia hanya butuh sample 1200, sekarang untuk membutikan kecurangan diminta 13 juta suara, loh ngaco dong? Kenapa ga pakai modeling saja," tambah Rocky Gerung.
Baca Juga: Diskualifikasi Prabowo Gibran, Rocky Gerung Sebut Jokowi Rakus Kekuasaan!
Menurutnya, dalam politik pertanyaan kualitatif itulah yang akan mendorong pembuktian kuantitatif.
"Pembuktian itu untuk menuntun supaya yuristik itu bekerja. Jadi kecurigaan adalah prinsip pertama untuk memulai penelitian ilmiah," katanya.
Oleh karena itu, kata Rocky Gerung, jika semua kecurigaan itu datang dari gerakan passion bukan gerakan reason.
"Jadi kalau mau soal saintifik itu bahkan sampai penelitian partikel terakhir itu menunjukan bahwa ada kualitas pertanyaan untuk menghasilkan bukti kuantitatif," pungkasnya.
Artikel Terkait
Rocky Gerung: Dalam Hitungan Saya Mungkin Bulan Mei Presiden Jokowi Udah Jatuh!
Turut Berduka: Fernny Gerung Berpulang, Adik Perempuan Rocky Gerung dan Wakil Rektor Unsrat
Soroti Ucapan Terima Kasih Prabowo ke Jokowi, Rocky Gerung: Artinya Jangan Ikut Campur Lagi!
Rocky Gerung Ikut Semana Santa di Larantuka Flores, Blusukan di Pulau Adonara
Rocky Gerung Ingin Jadi Jaksa Agung di Kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka