TOPMEDIA - Haruna Soemitro salah satu Anggota Exco PSSI, melontarkan kritikan pedas kepada pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong dimedia sosial. Tagar harunaout menggema dan jadi trending twitter hari ini (17-01-2022).
Anggota Exco PSSI kemudian blak-blakan mengenai match fixing, naturalisasi, hingga melontarkan kritikan kepada Shin Tae-yong. Menurutnya, Timnas Indonesia tidak butuh pelatih asal Korea Selatan itu jika hanya menjadi runner-up.
"Shin Tae-yong punya target menjadi juara Piala AFF U-19 (maksudnya U-23) di Kamboja. Itu targetnya juara. Piala AFF 2022, yang kemarin kan Piala AFF 2020 yang dilaksanakan 2021, itu nanti targetnya juara," ujar Haruna di kanal media sosial.
Baca Juga: Sambil Santap Sate Kambing, Coach Timnas Indonesia : 3 Kekurangan Pemain Timnas
"Saya tadi sampaikan dalam rapat evaluasi kalau hanya runner-up, tidak perlu Shin Tae-yong. Karena kita sudah beberapa kali jadi runner-up," tegas eks ketua Asprov PSSI Jawa Timur itu.
Pada gelaran piala AFF, seperti diketahui, Tim Garuda kembali gagal. Timnas Indonesia kalah agregat 2-6 dari Thailand dalam laga final di National Stadium, Kallang, Singapura.
Ucapan tersebut membuat suporter Timnas meradang dan meluapkan kekesalan kepada Haruna di sosial media twitter.
Baca Juga: Timnas Indonesia Vs Thailand di Final Nanti Malam, Walikota Serang: Tidak Ada Nobar
Mengutip pernyataan pelatih timnas Indonesia di portal pikiran rakyat seusai gagal jadi juara, Shin Tae-yong, tidak mengkhawatirkan kontrak kerja samanya dengan PSSI setelah penyelenggaraan Piala AFF 2020. Pelatih asal Korea Selatan itu belum punya niat untuk meninggalkan timnas Indonesia.
Sementara itu dikutip dari laman Transfermarkt, disebutkan bahwa Shin Tae-yong dikontrak Timnas Indonesia hingga Desember 2023.
Perlu diketahui, Haruna Soemitro merupakan salah satu anggota Exco PSSI di bawah kepimpinan ketua umum Mochamad Iriawan. Wakil ketua umum: Cucu Somantri dan Iwan Budianto
Baca Juga: Do'a Orang Tua Untuk Anak Agar Sukses Dunia Akhirat
Berikut Anggota Komite Eksekutif PSSI: Yoyok Sukawi, Dirk Soplanit, Endri Erawan, Haruna Soemitro, Hasnuryadi Sulaiman, Juni Rahman, Pieter Tanuri, Sonhadji, Ahmad Riyadh, Hasani Abdul Gani, Yunus Nusi, Vivin Cahyani.