SERANG, TOPmedia – Dalam upaya mendorong masyarakat di Banten untuk dapat menggunakan pembayaran Non Tunai. Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Banten mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk dapat memanfaatkan digitalisasi.
Maka itu, BI Banten memperluas akses dalam mempergunakan QRIS sampai kepada perdagang tempe hingga Iuran retribusi dapat memakai QRIS.
Apalagi, dikatakan Deputi Kepala Perwakilan SP PUR MI (Sistem Pembayaran PUR MI), BI Banten, Erry P. Suryanto, bahwasanya pengunaan QRIS di Banten telah mencapai 88,81 Persen, dan QRIS inipun merupakan suatu alat pembayaran Elektronisasi keuangan, dan mempermudah pembayaran non tunai.
"Kita ingin memberikan pelayanan kemudahan di masyarakat dengan menggunakan QRIS. Bahkan pada Kota Cilegon, maupun Kota Serang, Kabupaten Serang, Lebak dan Pandeglang, terus dilakukan edukasi dan ekselarasi secara lebih luas. Karena hanya daerah Tangerang yang telah sadar dalam pemanfaatan digitalisasi, dalam hal pembayaran non tunai," kata Erry kepada awak media, saat acara laporan pertumbungan ekonomi di priode Agustus 2021, di Kantor BI Banten, Jum'at(24/9/2021).
Erry juga menjelaskan, program QRIS inipun baru datang pada 2020 di bulan Agustus. Pihaknya pun berusaha meperkenalkan pada masyarakat, dan terus berupaya mengedukasi pembayaran menggunakan QRIS.
"Saya kira, daerah Serang, Cilegon, Pandeglang, dan Lebak belum terbiasa. Sedangkan daerah Tangerang sudah terbiasa, karena sangat dekat dengan Ibu Kota Indonesia, yaitu Jakarta. Makanya kita selalu mengupaya peningkatan QRIS, dan target 1.000 pengguna setiap pertriwulan," jelasnya.
Ditempat sama, Kepala BI Banten, Erwin Soeriadimadja menambahkan, untuk perbankan sendiri pun tumbuh positif seiring perkembangan dengan edukasi pembayaran non tunai.
Terlihat, kata Erwin, pada Agustus 2021, kinerja perbangkan tetap tumbuh positif. Indikator pertumbuhan kredit 3,2 persen, sampai aset 6,32 persen.
"Bahkan kenaikan suku bunga kredit, triwulan 2 mencapai 8,14 persen. Bahkan telah memberikan ruang pada prekreditan, dengan transparansi suku bunga kredit," tutup Erwin seraya mengakhiri wawancara.(Feby/Red).