CILEGON, TOPMedia – Sentra Usaha Kecil Menengah (UMKM) kasur dan bantal yang berlokasi di Lingkungan Palas, RT 017/001, Kelurahan Bendungan, Kecamatan/Kota Cilegon mengalami penurunan omzet yang cukup drastis di masa pandemi Covid-19.
"Ketika pandemi begini jadi sepi, permintaan dari Sumatera juga diberhentikan. Sekarang mah omzet paling 20 juta, dengan keuntungan sedikit, bisa balik modal dan gaji karyawan juga sudah bersyukur," ungkap Sanuddin, Pemilik UMKM yang menjual dan menservis beragam jenis kasur, bantal, dan kursi sejak 1998 kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).
Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, dirinya mampu meraup omzet hingga 60-70 juta per bulan dengan pengiriman hingga luar Pulau Jawa. Namun, lanjut Sanuddin, pandemi Covid-19 turut mempengaruhi masa kerja dari 12 karyawan di UMKM tersebut.
"Jadi misalkan kalau tukang masukin busa sudah selesai ya di istirahatkan dulu, gantian sama yang lain, gak bisa terus menerus kerja seperti dulu," ucapnya.
Ironinya, UMKM yang telah menyabet sejumlah prestasi di Kota Cilegon dan Provinsi Banten bahkan hingga pernah mendapat program membuka toko di Pasar Tanah Abang selama 3 tahun dari Pemerintah DKI Jakarta pada 2000 silam, di tengah kondisinya yang terpuruk Sanuddin belum pernah sekalipun tersentuh bantuan dari pemerintah.
Oleh karena itu, Sanuddin sangat berharap kehadiran pemerintah untuk kembali menyehatkan usahanya, demi keberlangsungan para karyawannya agar kembali bekerja secara normal dan bertambahnya permintaan bantal dan kasur buatannya.
"Pemerintah coba lihat UMKM secara langsung jangan dari berita-berita saja, langsung ke pelakunya biar tahu apa yang dirasakan. Sekarang hampir 80 persen omzet dan keuntungan turun tapi gak ada bantuan apa-apa. Saya belum pernah merasakan, semuanya secara mandiri saja," tutupnya. (Firasat/Red)