CILEGON, TOPMedia – Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon, Ismatullah mengaku pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Cilegon yang menggunakan sistem online semakin mempermudah warga dalam mendaftarkan anaknya ke sekolah impian.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun TOP Media, ada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang paling banyak diserbu warga, sepertin SMP Negeri 1 hingga SMP Negeri 3 Cilegon yang paling banyak diminati daripada SMP Negeri lainnya.
"Dilaporan kilat, memang yang paling banyak itu di SMPN 2 Cilegon hampir 500 orang, untuk SMPN 1 Cilegon itu hampir 350 orang, dan SMPN 3 Cilegon itu 300 orang,” Ungkap Kadindik Kota Cilegon, Ismatullah kepada wartawan, Selasa (22/6/2021).
Kendati demikian, SMP Negeri yang lain juga sudah mulai banyak dipilih masyarakat sekitar. Dikatakan Ismat, untuk SMP baru yang ada di Purwakarta, Jombang, Grogol, dan Citangkil juga tak luput dari perhatian warga sekitar.
“Untuk di SMP baru seperti di SMPN 12 Cilegon itu udah ada 49 orang pada hari pertama pendaftaran, di SMPN 13 yang di Masigit itu hari kedua udah ada hampir 80 orang karena Jombangkan paling banyak penduduknya. Kemudian yang di SMPN 14 yang ada di Taman Baru, itu sudah ada 49 orang dan yang terakhir di SMP 15 yang ada di Grogol sampai hari ini baru 3 orang, jadi kesempatan sangat terbuka lebar di SMP Grogol,” terangnya.
Namun, dikatakan Ismat, rupanya masyarakat masih belum mengetahui keberadaan SMP baru di Kota Cilegon. Terbukti, dengan adanya perbeedaan yang sangat jauh dari laporan penerimaan PPDB tersebut.
"Setelah saya pelajari, masyarakat banyak yang belum tahu keberadaan SMP baru. Contohnya saja di Grogol, kalau di SMP 3 Cilegon itu udah 300 orang tapi di SMPN 15 baru 3 orang pendaftar,” Jelas Guru Matematika tersebut.
Untuk diketahui, terdapat 7660 siswa Sekolah Dasar (SD) yang telah dinyatakan lulus pada tahun ajaran 2020/2021 dan akan kembali melanjutkan pendidikan pada tingkat SMP. Dari 7660 siswa itu, ternyata SMP Negeri di Kota Cilegon hanya mampu menyerap 50 persen dari total siswa SD yang telah lulus.
Kendati demikian, 50 persen siswa yang tak tertampung di SMP Negeri dibebaskan memilih sekolahnya ke jenjang SMP swasta ataupun yang dibawah naungan Kementerian Agama. (Firasat/Red)