Rentetan Gempa Guncang Banten Tidak Disertai Mitigasi Bencana

photo author
- Senin, 24 Mei 2021 | 20:41 WIB
Gubernur Banten Wahidin Halim
Gubernur Banten Wahidin Halim

SERANG,TOPMedia -  Pemprov Banten belum menyiapkan mitigasi bencana, jika terjadi gempa besar dan tsunami. Padahal, sepanjang hari Minggu hingga Senin, 23-24 Mei 2021, tercatat ada 29 gempa bumi menggoyang wilayah Labuan Hungga Sumur, Kabupaten Pandeglang.

Gempa di awali pada Minggu, 23 Mei 2021 berkekuatan 5,2SR pukul 10.48 wib. Terakhir Senin pagi, 24 Mei 2021 pukul 05.52 wib berkekuatan 3,2SR yang berada di sesar Ujung Kulon.

Pemerintah mengakui semenjak pandemi covid-19 tidak fokus melakukan mitigasi bencana, baik gempa maupun tsunami, pemerintah berkilah mereka fokus menangani corona. Bahkan pendanaan khusus menangani bencana juga tidak di anggarkan.

"Kita enggak sempet konsentrasi (mitigasi), karena kita berhadapan dengan covid-19. Karena kita enggak alokasi (dana mitigasi) kesana," kata Gubernur Banten, Wahidin Halim, dirumah dinasnya, Senin (24/05/2021).

Wahidin bersyukur gempanya skala kecil, karena menurutnya, itu bisa mengurangi resiko gempa besar. Mantan walikota Tangerang dua periode itu mengibaratkan dengan gempa kecil, jurang dasar laut tertutup dikit demi sedikit, sehingga tidak langsung runtuh dalam jumlah besar yang mengakibatkan gempa besar.

Terkait shelter tsunami di Labuan, Kabupaten Pandeglang, dibangun oleh pemerintah pusat namun kondisinya tidak terawat. Saat tsunami 2018 lalu, yang menyapu pesisir Banten, WH kesulitan mengaku kesulitan mencari tempat evakuasi, sehingga saat alarm penanda tsunami berbunyi karena rusak, dia menyelematkan diri ke daerah Jiput yang lokasinya cukup jauh dari wilayah Carita, tempat dia meninjau reruntuhan bangunan.

"Saya berdoa semoga enggak ada gempa, tsunami, do’a gubernur kan mewakili 12 juta penduduk Banten, masih ada yang miskin, do’anya ampuh makanya. Bagaimana mitigasi dan sosialisasi menjadi penting, di programkan mitigasi dan shelter. Karena sehleter kalau dulu saya lewat situ juga kan bingung kalau ada gempa, tsunami, gw lari kemana, gunung jauh banget, shelter juga enggak ada. Makanya waktu tsunami itu kita lari ke Jiput," ujarnya. (YDtama/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X