Jalan Kaki Dari Medan Menuju Jakarta, Ratusan Petani Korban Penggusuran Lahan Siap Datangi Jokowi

photo author
- Selasa, 4 Agustus 2020 | 18:37 WIB
Ratusan Petani dari Desa Simalingkar, dan 707 Keluarga Di Desa Mencirin, Kabupaten Dilir Serdang, Provinsi Sumatra utara (Medan) melewati Kota Serang menuju Jakarta, Selasa(4/7/2020). (Foto:Topmedia)
Ratusan Petani dari Desa Simalingkar, dan 707 Keluarga Di Desa Mencirin, Kabupaten Dilir Serdang, Provinsi Sumatra utara (Medan) melewati Kota Serang menuju Jakarta, Selasa(4/7/2020). (Foto:Topmedia)

SERANG, TOPmedia - Sebanyak 810 Keluarga Di Desa Simalingkar, dan 707 Keluarga Di Desa Mencirin, Kabupaten Dilir Serdang, Provinsi Sumatra utara (Medan) kehilangan tempat tinggal, akibat penggusuran paksa yang dilakukan oleh PTPN II bersama Pemerintah setempat.

Sebab itu, sebagai bentuk protes kepada PTPN II dan Pemerintah setempat, Sebanyak 170 petani yang tergabung dalam Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) melakukan aksi jalan kaki dari Medan menuju Jakarta. Dengan alasan membawa surat sakit hati, untuk menemui Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Menurut keterangan, Biro Kaderisasi Bidang Tani SPSB, Aris Suryono mengaku, telah melakukan perjalanan dari Medan sejak 25 Juni 2020, dan barulah tiba di Kota Serang.

Perjalanan yang dirinya lakukan, kata dia, telah memakan waktu selama 41 hari, demi keberlangsungan hidup seluruh masyarakat di Desa Simalingkar dan Mencirin.

"SPSB dan STMB sudah tiba di Kota Serang, Provinsi Banten. Kami akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta untuk menemui Pak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Kami ini korban penggusuran paksa. Tidak punya tempat tinggal," ungkap Aris Suryono saat di temui di Kota Serang, Selasa(4/7/2020).

Di akhir wawancara, Aris mengakui, akibat penggusuran paksa yang dilakukan oleh PTPN II bersama Pemerintah setempat, dampak dominan sangat luas di rasakan.

"Kami kehilangan tempat tinggal dan juga tempat usaha. Anak tidak bisa sekolah, kredit macet, makan pun susah. Kami sangat terdampak perekonomian," tutup Aris mengakhiri wawancara kepada awak media.

Di ketahui, lahan pertanian maupun tinggal itupun, telah di huni sejak 1951. Sebab itu, Ratusan masyarakat rela melakukan jalan kaki sejauh 1.812 kilo meter, demi bertemu orang nomor satu di Indonesia.(Feby/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X