SERANG, TOPmedia - Berdasarkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) RI, bahwa sebagai bentuk ikhtiar mencegah penyebaran Virus Corona (Covid-19), Salat Jumat boleh diganti dengan Salat Dzuhur di rumah masing-masing.
Namun demikian, Sekretaris Umum MUI Kota Serang, Amas Tadjuddin meminta, kepada masyarakat di Ibu Kota Banten, maupun luar Banten. Agar tidak memaknai Fatwa tersebut, sebagai larangan Jumatan seperti pada waktu normal.
Fatwa inipun dikeluarkan, kata Amas, melainkan bagian dari upaya tegas menjaga kesehatan masyarakat, yang disebabkan penularan dari orang ke orang.
"Makanya tentu, MUI harus membuat fatwa boleh meninggalkan Jumatan. Karena berkumpulnya orang pada waktu Jumatan, memungkinkan virus menyebar lebih cepat," ungkap Amas Tadjuddin melalui sambungan telepon, Jumat(20/3/2020).
Tak lupa, Amas juga mengingatkan, pada saat itu Virus Flu Burung melanda Indonesia, dan beberapa negara di dunia. Bahkan, ribuan ayam tidak berdosa menjadi korban, ditangkap hidup-hidup, diikat, dimasukan karung, dikubur dan dibakar.
"Hanya karena ayam diputus sebagai tersangka pengidap penyakit virus flu burung, lalu ayam tersangka tersebut dan ayam tidak tersangka lainya "beristigotsah" (berdoa): "Tuhan kami para ayam diperlakukan tidak senonoh sebagai tersangka flu burung, kami ingin keadilan", demikian (kira-kira) jeritan ribuan ayam dimaksud," kata Amas Tadjuddin.
Maka itu, sambungnya, memungkinkah segala bencana dan penyakit melanda umat manusia disebabkan oleh keluhan para ayam tersebut, lalu bagaimana dengan jeritan rakyat terdzolimi, fakir miskin terlantar, ketimpangan ekonomi meluas, ketidakadilan hukum makin terasa, yang salah dibenarkan, yang benar disalahkan, penyakit masyarakat difasilitasi dan dibiarkan, yang kuat menerkam yang lemah.
"Dilihat secara spiritual, itulah diantara deretan penyebab munculnya berbagai musibah bagi bangsa di dunia. Termasuk percepatan penyebaran Virus Covid-19 dan virus berbahaya lainnya. Makanya, kita jangan panik menghadapi semua peristiwa pandemi tersebut. Dengan cara mendekatkan diri bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT, seraya tenang, sabar, suci hati, suci pikiran, dan suci perbuatan, Insya Allah Indonesia tidak akan lumpuh dengan Corona, melainkan harus tangguh menghadapinya," tutup Amas Tadjjudin, seraya meminta untuk berhenti, dalam perdebatan tentang Shalat Jumat. (Feby/Red)