SERANG, TOPmedia – Kondisi cuaca yang lebih didominasi mendung dan hujan pada awal tahun 2020, berdampak terhadap produksi ikan asin di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Hasil produksi juga semakin menurun lantaran berkurangnya pasokan ikan dari para nelayan akibat kondisi cuaca buruk.
Samawi, salah satu pengusaha Ikan Asin mengaku, sejak beberapa pekan terakhir, kondisi cuaca yang lebih didominasi mendung dan hujan membuat proses pengeringan ikan asin terganggu. Karena menurutnya, produksi Ikan Asin sangat bergantung terhadap panasnya matahari.
“Salah satu cara untuk mengawetkan ikan kan dengan cara diasinkan dan dikeringkan. Dalam proses ini panas sinar matahari menjadi kebutuhan pokok agar ikan yang akan diawetkan tersebut benar-benar kering sempurna. Karena hujan kan jadi menurun produksinya,” katanya, saat ditemui di lokasi, Kamis (30/1/2020).
Samawi menjelaskan, biasanya disaat musim kemarau, proses pengeringan ikan berkisar antara satu hingga dua hari. Namun disaat kondisi cuaca yang lebih sering hujan, membuat proses pengeringan bisa membutuhkan waktu tiga hingga lima hari.
"Lamanya proses pengeringan pun berdampak terhadap kwalitas ikan asin yang dihasilkan. Ya kalau basah, bees nggak bisa dikonsumsi” katanya.
Bahkan sejak masuk penghujan, menurutnya produksi dan omzet dagangannya merugi drastis hingga 70 persen. Sedangkan, permintaan dari konsumen ikan asin terbilang normal.
"Kalau cuaca bagus sehari 1 ton. Kalau nggak nentu gini mah mencapai 70 persen rugi nya," katanya.
Ia menuturkan, curah hujan yang tinggi seperti saat ini banyak dikeluhkan oleh pedagang ikan asin, karena tidak jarang mengalami gagal produksi. Sebab, dalam proses pembuatan ikan asin wajib direndam dengan garam selama 15 menit. Kemudian ikan dicuci terlebih dulu sebelum melakukan penjemuran.
“Proses normal penjemuran biasanya 8 jam, ikan akan kering sempurna dan siap dikirim. Untuk pemasaran, ikan dari Karangantu ini biasa dipasarkan hingga ke daerah Jakarta, Jawa barat dan Lampung,” pungkasnya. (TM1/Red)