Pasca Tsunami Banten, Nelayan Rajungan di Pandeglang Masih Kesulitan Ekonomi

photo author
- Kamis, 26 Desember 2019 | 19:05 WIB
Ilustrasi.*
Ilustrasi.*

SERANG, TOPmedia - Satu tahun sudah berselang tragedi kelam Tsunami Banten, yang menerpa masyarakat pesisir pantai Selat Sunda, dan membuat ratusan orang meninggal.

Rupanya tragedi ini masih membuat sebagian nelayan di pesisir pantai, sulit untuk mencari penghasilan dari laut.

Salah satunya yang dialami oleh Abdul Wahab, warga Sindang Sari, Kelurahan Panimbang Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Ia menjelaskan, bahwa satu tahun ini penghasilan tidak menentu, yang biasanya sebelum ada Tsunami tangkapan rajungan mencapai 20 kilogram dan paling sedikit 5 kilogram.

"Kalau dulu lumayan rata-rata 5 kilo, sekarang itu 2 kilo jarang paling 2 one, sekitar 50 sampai 40 ribuan kita dapat," jelasnya, Kamis (26/12/2019).

Lanjut Abdul Wahab, penghasilan 50 ribu baginya hanya dapat untuk makan sehari, untuk istri dan kedua anaknya tersebut. Untuk jaring rajuangan, dirinya masih mengandalkan pinjaman dari seorang bos.

"Kalau sekarang ya jauh dari cukup, karna saya anak dua di rumah satu lagi mondok di Cirebon, kalau dulu itu bisa saya buat jaring tapi kalau sekarang jangankan bikin jarring, makan saja masih susah," tegasnya.

Tak sampai disitu, masih kata Abdul Wahab, faktor cuaca juga masih mempengaruhi pendapatan. Sebelum tsunami, ombak akan datang duluan sebelum angin kencang. Namun pasca tsunami ini, angin dulu sebelum ombak datang.

"Semalam juga mau kerja, angin turun takut angin dari barat makanya tidak melaut. Mungkin juga dasar lautnya yang sudah berubah," tandasnya. (TM3/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X