Resmikan Pabrik Baru PT. CAP, Jokowi Harap 4 Tahun Kedepan Indonesia Tak Lagi Impor Petrokimia

photo author
- Jumat, 6 Desember 2019 | 16:55 WIB
Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik baru milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Jumat (6/12/2019). (Foto: TOPmedia)
Presiden Jokowi saat meresmikan pabrik baru milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Jumat (6/12/2019). (Foto: TOPmedia)

CILEGON, TOPmedia -  Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri). Dengan peresmian  pabrik baru PE berkapasitas 400 ribu ton per tahun tersebut, menambah  kapasitas CAP menjadi 736 ribu ton per tahun.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh Negara saat ini adalah transaksi berjalan defisit perdagangan, karena barang-barang yang di produksi didalam negeri bahan bakunya kebanyakan masih impor, termasuk didalamnya yang paling besar adalah petrokimia.

“Yang namanya impor minyak dan gas, yang paling besar yang memberatkan necraca perdagangan kita. Dan kita tau semuanya, PT Candra Asri ini adalah pionir industri petro kimia yang ada di tanah air,” ujarnya, saat meresmikan pabrik baru polyethylene (PE) milik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri), Jumat (6/12/2019).

Dengan  impor di bidang Petrokimia masih besar, lanjut Jokowi,  diharapkan bahwa investasi, penanaman modal yang terus menerus di bidang ini harus terus diberikan ruang agar nantinya impor bahan-bahan Petro Kimia betul-betul di stop dan bisa ekspor kedepannya.

“Feeling saya mengatakan, 4 atau 5 tahun lagi kita sudah tidak mengimpor lagi yang namanya bahan-bahan petrokimia. Bahwa Candra Asri akan investasi lagi Rp 60–80 triliun. Yang tentu akan menghasilkan produk jutaan ton. Kita masih defisit 193 triliun, kita bisa membuat kenapa harus impor. Yang seperti ini satu persatu akan saya lebih detail dan akan kita selesaikan. Ekspor bahan kimia kita mencapai Rp 124 triliun sementara impor bahan kimia kita Rp 317 triliun, jadi defisitnya Rp 193 triliun, besar sekali, kita harapkan investasi berikutnya dari Candra Asri sudah bisa menyelesaikan, ini yang kita harapkan,” harapnya.

Ia mengungkapkan, pembangunan pabrik baru Polyethylene PT Chandra Asri Asri Petrochemical Tbk merupakan langkah konkret yang tepat. Pasalnya, dirinya enggan menghadiri acara–acara yang sifatnya hanya groundbreaking saja.

“Seperti ini yang kita perlukan oleh Negara kita, bukan wacana–wacana saja, Pak saya mau membangun pabrik kimia, tapi saya tunggu-tunggu lima tahun, bangun satu saja enggak. Saya sampaikan, saya akan datang kalo pabriknya sudah jadi dan beroprasi itu baru bener, kalau groundbreaking saya sudah tidak mau, saya naro batunya, batunya sudah ditaro saya tunggu lima tahun kok gak pernah diundang pembukaan, ternyata diteruskan juga tidak,” katanya. 

Sementara itu, Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra mengatakan, peningkatan kapasitas pabrik polyethylene Chandra Asri diharapkan dapat menjadi substitusi impor dan menghemat devisa negara sebesar Rp 8 triliun.

“Inilah alasan kami untuk fokus pada peningkatan kapasitas demi memenuhi permintaan domestik. Peningkatan kapasitas pabrik polyethylene Chandra Asri diharapkan dapat menjadi substitusi impor dan menghemat devisa negara sebesar Rp 8 triliun. Pabrik baru ini juga telah mendapatkan kebijakan tax holiday dari pemerintah, kebijakan yang telah menciptakan iklim investasi yang baik,” tutur Erwin.

Menurutnya, investasi untuk pembangunan kompleks petrokimia kedua peningkatan kapasitas petrokimia dalam negeri saat ini masih belum bisa mengejar pesatnya pertumbuhan konsumsi di Indonesia. Untuk itu, selain peningkatan kapasitas pabrik baru PE, Chandra Asri juga fokus mengembangkan kompleks petrokimia kedua dengan investasi sekitar Rp 60-80 triliun.

Pembangunan ini diharapkan selesai pada 2024. Kompleks kedua ini akan membawa total kapasitas menjadi delapan juta ton per tahun. Selama pembangunan berlangsung, Chandra Asri akan menyerap tenaga kerja sebanyak kurang lebih 25.000 orang, banyak diantaranya adalah tenaga kerja ahli seperti enginer. (Ik/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X