Belasan Tahun Hirup Debu PT. SUJ, Warga Lingkungan Lijajar Ciwandan Minta Direlokasi

photo author
- Kamis, 7 November 2019 | 15:43 WIB
Puluhan warga Lingkungan Lijajar, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, gelar aksi protes duduk di lapangan yang penuh debu hitam pekat dari cerobong pabrik gula PT Sentra Usahatama Jaya. (Foto: TOPmedia)
Puluhan warga Lingkungan Lijajar, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, gelar aksi protes duduk di lapangan yang penuh debu hitam pekat dari cerobong pabrik gula PT Sentra Usahatama Jaya. (Foto: TOPmedia)

CILEGON, TOPmedia - Puluhan warga di dua RT Lingkungan Lijajar  yakni RT 13 dan RT 19 RW 06, Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, menggelar aksi protes dengan duduk di lapangan Bulutangkis yang penuh debu hitam pekat yang dihasilkan dari industri yang ada di sekitar pemukiman.

Warga menduga debu hitam pekat tersebut dihasilkan dari cerobong PT Sentra Usahatama Jaya (SUJ) perusahan gula rafinasi yang berada dekat dengan pemukiman. Akibat debu yang menyasar kepemukiman banyak warga terutama Balita yang mengalami batuk-batuk dan sesak napas.

Salah seorang warga linkungan Lijajar, Hajah Sulhiyah mengaku, kejadian debu yang menyasar ke pemukiman ini kerap terjadi namun pihak industri cuek dan tutup mata solah-olah pihak industri hanya mencari untung semata tanpa memperdulikan keselamatan warga sekitar.

"Sebelum adanya PT SUJ dibangun di kawasan Kiec 2, kami tidak pernah mengalami seperti ini. Namun setelah dibangun pabrik gula tersebut warga banyak yang mengalami batuk dan sesak napas, ini sama saja membunuh warga secara pelan-pelan," katanya, Kamis (7/11/2019).

Hajah Sulhiyah melanjutkan, dengan debu yang kerap menyasar ke pemukiman Ia berharap kepada pihak industri terutama yang paling terdekat yakni PT SUJ untuk segera merelokasi penduduk di dua RT dari pada harus menghirup debu hitam pekat yang baunya sangat amis.

"Permintaan kami hanya satu, kami tidak mau ada debu lagi yang menyasar kepemukiman. Kami sudah bosan, setiap hari harus menghirup debu hasil pembakaran dari industri, jadi sekali lagi kami berharap pihak Industri, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Pemerintah untuk duduk bareng untuk mencari solusi agar merelokasi kami,"ujarnya.

Sementara itu, Sofian Hadi selaku Ketua RT setempat mengaku sudah bosan setiap hari harus menghirup debu yang dihasilkan dari PT SUJ dan berharap ada soulusi yang terbaik dan tidak ada yang dirugikan.

"Bayangkan selama 15 tahun saya selalu menghirup udara yang baunya amis, ditambah saya harus membersihkan teras rumah setiap satu jam sekali. Maka untuk itu saya bersama warga yang lain meminta pihak industri untuk merelokasi," katanya.

Terpisah, Rizki Weldy HRGA, Legal & ER Manager PT SUJ ketika menghubungi mengatakan, SUJ saat ini sedang mengidentifikasi sumber debu yang dikeluhkan masyarakat, mengingat status Boiler 5 yang diduga sebagai sumber masalah atas complain warga tanggal 1 November sedang Off sejak hari Senin tanggal 4 November 2019.

"SUJ terus berkomitmen untuk menjalankan operasional pabrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan pemenuhan standar baku mutu lingkungan," katanya. (Ik/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X