SERANG, TOPmedia - Tak Kunjung ada solusi dan terkesan berlarut-larut dalam penanganan masalah limbah sungai Ciujung di Kabupaten Serang, Gabungan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se-Banten Peringati hari sumpah pemuda, dengan menggelar aksi Minum Air Limbah di depan Kantor Bupati Serang, Senin (28/10/2019).
Aksi ini merupakan yang kesekian kalinya dilakukan untuk membuktikan bahwa air sungai Ciujung memang penuh dengan limbah berbahaya dan beracun serta tidak layak komsumsi. Selain itu, aksi ini juga sebagai protes lantaran belum ada tanggapan yang serius dari Pemerintah Kabupaten Serang untuk atasi masalah pencemaran yang terjadi di sungai Ciujung.
"Ya ini adalah aksi yang kesekian kalinya yang kita lakukan, bagi kami Kalau nyawa bukan lagi sebuah harapan karena meskipun begitu, dengan sungai Ciujung yang seperti ini, ya kami dibunuh secara perlahan, jadi bener-bener dari hatinya sudah tidak peduli, kita sudah siap dengan segala resiko, dan aksi ini dilakukan lantaran kita menilai belum adanya tindakan yang serius dari pemerintah daerah terkait pencemaran yang terjadi. Malahan mereka menanggapi dengan jawaban yang membingungkan dan terkesan lucu, berdalih bahwa limbah yang ada tidak bermerk dan sulit untuk dilakukan pengecekan untuk tau siapa yang membuang limbah tersebut," ungkap Koordinator aksi Minum Air Limbah Sungai Ciujung Kabupaten serang, M Taufik di sela-sela aksinya, Senin (28/10).
Taufik menilai, dengan keadaan ini, pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang dirasa belum bertindak serius dengan masalah ini dan terkesan banyak sekali alasan. Padahal menurutnya, itu merupakan tanggung jawab pemerintah daerah dalam menanggulanginya.
"Kalau memang kurang SDMnya ya ditambah dong, itu kan sudah kewenangannya. Kami hanya masyarakat bodoh yang merasakan bahwa air ini sudah tidak murni lagi, tidak seperti dulu lagi, sudah tercemah racun, dan ini merupakan ketidakbecusan pemerintah daerah sendiri terkait masalah limbah ini. Kalau memang mereka becus, ya sudah dari dulu beres masalah limbah ini, tidak berlarut-larut kaya gini," jelasnya.
Taufik menyayangkan, Pemerintah Daerah Serang yang seharusnya dapat memberikan solusi terkait masalah ini, malah terkesan tidak berdaya, padahal ini tugas mereka dan tanggung jawab mereka yang mempunyai jabatan dan kewenangan.
"Mereka tidak mempunyai solusi, mereka tidak bisa menjalankan apa yang menjadi kewajiban dan tugas mereka sebagai orang yang punya jabatan dan wewenang. Kalau tidak mau dikatakan lepas tangan harusnya pemerintah intens terhadap masayarakat menyerap aspirasi yang ada dan keluhan masyarakat, terutama masyarakat yang merasakan dampak dari limbah ini,” katanya.
"Pemerintah daerah harusnya beri perhatian pada masyarakat, tanggapi apa yang menjadi keluhan, beri solusi, jangan seperti ini yang terkesan berlarut larut gini. Terus terang kami kecewa dengan Bupati Serang ibu Tatu Chasanah dalam penanganan masalah limbah yang berlarut-larut. Kalau tidak bisa menyerap aspirasi masyarakat, tidak bisa beri perhatian dan tidak bisa beri solusi dengan masalah ini, harus butuh berapa lama lagi menjabat untuk selesaikan masalah limbah ini, jelas kami kecewa dengan aparat pemerintah tidak intens dalam masalah limbah sungai ini," tandasnya. (YDtama/Red)