Pencemaran Ciujung Terkesan Dibiarkan, Mapala se-Banten Teatrikal "Gantung Diri" di Depan Kantor Bupati Serang

photo author
- Senin, 23 September 2019 | 13:36 WIB
Kelompok pencinta alam se-Banten saat menggelar aksi 'Gantung Diri' di depan Pendopo Bupati Serang. (Foto: TOPmedia)
Kelompok pencinta alam se-Banten saat menggelar aksi 'Gantung Diri' di depan Pendopo Bupati Serang. (Foto: TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Dianggap tidak ada langkah kongkrit dan terkesan cuek bebek dalam mengatasi masalah pencemaran yang terjadi di Kabupaten Serang, sejumlah massa dari kelompok pencinta alam se-Banten menggelar aksi di depan Pendopo Bupati Serang, Senin (23/9/2019).

Dalam aksi kali ini, mereka menggelar teatrikal ‘Gantung Diri’ sebagai bentuk protes atas ketidakpedulian pemerintah terhadap kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang.

"Aksi ini kita lakukan karna banyak sekali permasalahan yang terjadi di wilayah Kabupaten Serang yang belum juga terselesaikan, dari PLTPB Geothermal yang sampai sekarang belum ada kejelasan, padahal masyarakat disana jelas-jelas telah menolak adanya mega proyek tersebut. Masalah galian-galian pasir, galian-galian tanah yang telah menghilangkan beberapa bukit yang ada, masalah pencemaran sungai Ciujung yang tidak ada solusinya, seolah-olah pemerintah sudah tidak berdaya dan tidak mau tau, tidak ada solusi, dan banyak lagi masalah-masalah di Kabupaten Serang  yang belum tertangani," kata Kordinator  Aksi, Mat Ruby, saat di wawancarai ditengah-tengah aksi di depan kantor Bupati Serang, Senin (23/09/2019).

Seharusnya, terang Ruby, pemerintah ini tegas, seperti masalah pencemaran yang terjadi di sungai Ciujung saja, harus di akukan normalisasi. Siapapun dan perusahaan apapun yang melakukan pelanggaran harus ditindak.

"Selama ini kan terlihat belum ada langkah tegas yang dilakukan, karna pencemaran terlihat masih saja ada di Ciujung, malahan kita sangat menyayangkan adanya klaim dari pihak pemerintah yang mengatakan bahwa air di sungai Ciujung itu biasa-biasa saja. Toh kita juga lakukan pengecekan kok , dan kenyataannya air di sungai Cijung itu parah. mengandung bahan berbahaya beracun (B3) itu luar biasa, air kental dan berbau. Secara kasat mata juga sudah terlihat sangat berbahaya, masih dibilang biasa saja, ini konyol namanya," ungkapnya.

Rubi menilai, adanya tanggapan Pemkab Serang yang seolah tidak tahu harus berbuat apa, yang mengatakan bahwa, "Mau Diapakan Lagi" dengan kondisi sungai Ciujung saat ini, seolah tidak ada solusi dan terkesan cuek bebek dalam masalah pencemaran ini dan menandakan Pemkab Serang sangat tidak peduli pada masyarakatnya.

"Dan ini menandakan bahwa Pemkab serang selaku yang punya wilayah sangat tidak peduli pada masyarakatnya, dan hanya peduli pada para pengusaha," jelasnya.

Ruby juga menerangkan, jika aksi ini tidak juga ditanggapi oleh pemerintah,maka akan tetap lakukan aksi terus dan mungkin bukan hanya teatrikal seperti sekarang ini lagi, dan masyarakat disana juga terus menerus lakukan aksi dan demo walaupun disana dihalangi oleh centeng-centeng.

"Kita akan lakukan terus dan masyarakatpun tetap lakukan aksi disana, walaupun dihalangi-halangi oleh para centeng," tandasnya. (Tb/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X