SERANG, TOPmedia - Perwakilan jurnalis yang bertugas di Banten, menggalang bantuan dana untuk meringankan masyarakat Suku Baduy Luar yang menjadi korban kebakaran pada Kamis, 12 September 2019 kemarin.
Bagi yang ingin membantu 'Para Petapa' di Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, bisa mengitimkan bantuannya ke Bank Mandiri atas nama Yandhi Deslatama, di nomor rekening 163-000-122-0329. Tentunya setelah mentransfer harus mengkonfirmasi ke nomor yang bersangkutan di 082122370115. Konfirmasi itu sebagai bentuk tanggung jawab penggalang dana ke publik.
"Insha Allah akan kita salurkan ke masyarakat Baduy yang terkena korban kebakaran kemarin. Berapapun nilainya, tentunya meringankan bebas sesama," kata Yandhi, salah satu perwakilan jurnalis di Banten, Sabtu (14/09/2019).
Bantuan itu tentu sangat bermanfaat bagi warga Baduy. Lantaran mereka selama ini menjaga keseimbangan alam, mereka hidup dari alam tanpa merusak ekosistemnya. Tentu menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam dan membantu sesama.
"Merek warga Baduy selalu menjaga kelestarian alam, merusak alam pun tak berani mereka. Sudah sepantasnya kita membantu," ujarnya.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa sekitar 40 rumah dan puluhan lumbung padi warga Suku Baduy terbakar pada Kamis, 12 September 2019. Akibatnya mereka kehilangan tempat tinggal dan harus menumpang ke rumah tetangga maupun saudaranya.
Kebakaran di pemukiman Suku Baduy Luar, Kampung Kadu Gede, Desa Kaneke, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, memakan dua korban luka. Korban pertama menderita luka bakar ringan bernama Sana (60) dan korban pingsan bernama Jakam (65).
Sana terkena sambaran api saat memadamkan kebakaran dirumahnya. Begitupun Jakam, terlalu banyak menghirup asap api kebakaran hingga sesak nafas dan pingsan.
"Yang di tandu tadinya mau madamin api, dia enggak kuat, kepanasan, pingsan, kekurangan napas dia. Dibawa ke Puskesmas Ciboleger," kata Camat Leuwidamar, Rosid, melalui sambungan selulernya, Kamis (12/09/2019).
Kebakaran siang hari itu terjadi saat perkampungan sepi dari kaum pria yang sedang pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Hanya tersisa kaum wanita yang menjaga rumah dan memasak.
Saat kebakaran, kaum wanita berteriak meminta pertolongan, hingga terdengar kaum pria yang ladangnya tak jauh dari lokasi kebakaran. Alhasil, hanya ada sekitar lima pria yang memadamkan api dengan alat seadanya, seperti menyiram air hingga memukul api dengan daun pisang ataupun daun kelapa.
"Ahirnya enggak bisa dipadamin, cuma ada lima orang yang madamin, enggak kekejar kan, kejadian di gunung, anginnya kencang," terangnya. (Red)