Tolak NKRI Bersyariah Versi PA 212, PCNU Kota Serang: NKRI Sudah Ada di Dalam Dada

photo author
- Rabu, 14 Agustus 2019 | 08:53 WIB
Ketua PCNU Kota Serang, KH Matin Syarkowi. (Foto: TOPmedia)
Ketua PCNU Kota Serang, KH Matin Syarkowi. (Foto: TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Ijtima Ulama IV Persatuan Alumni 212 yang digelar di Lorin Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada Senin 5 Agustus 2019, dengan merekomendasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Syariah berdasarkan Pancasila, membuat geram Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Serang, KH Matin Syarkowi. Ia menyatakan menolak dengan tegas hasil Ijtimak Ulama IV dari Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang merekomendasikan mewujudkan NKRI bersyariah.

Menurutnya, pendiri bangsa ini pun banyak dari kalangan Ulama yang keluasan ilmunya sudah teruji dan para Ulama pendiri bangsa ini sudah sepakat menetapkan Pancasila sebagai ideologi Negara dan tidak lagi menyebut-nyebut kata Syari'at. "NKRI dengan Pancasila ini sudah sefaham dengan nilai-nilai Syari'at. Jadi tanpa nama NKRI bersyari'at, NKRI sudah ada di dalam dadanya," kata KH Matin, saat dihubungi melalui pesan singkat WhatsApp, Rabu (14/8/2019).

KH Matin menyebutkan, Syar'iat Islam itu dalam tataran aplikasinya sangat luas dan penerapannya di Indonesia sudah berjalan sejak NKRI ini ada. Jadi, kata dia, tidak perlu mencanangkan istilah NKRI bersyariah, karena hal itu sarat akan kepentingan untuk menggantikan ideologi bangsa Indonesia.

"Penolakan terhadap NKRI Bersyari'at itu bukan berarti menolak Syari'at Islam. Kenapa? Karena istilah NKRI Bersyari'at itu kental dengan persoalan politik menyangkut ideologi Negara. Seharusnya, kita tidak lagi mendiskusikan hal-hal yang sudah final dan telah menjadi kesepakatan seluruh elemen bangsa ini," tegasnya.

Lanjut KH Matin, diskusi yang dilakukan oleh PA 212 diarahkan untuk bagaimana Indonesia bisa lebih maju bersaing dengan bangsa-bangsa yang sudah maju. "Kita seharusnya berbicara soal bagaimana meningkatkan dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan masyarakat, mulai dari kualitas pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang dan makin modern," tutupnya. (TM3/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X