Tumpahan Minyak Pertamina Asal Karawang Diduga Sampai Banten

photo author
- Kamis, 1 Agustus 2019 | 12:03 WIB
Gumpalan hitam mirip kotoran kambing yang diduga minyak mentah dari bocornya kilang minyak Pertamina, di Karawang, Jawa Barat. (Foto: TOPmeedia)
Gumpalan hitam mirip kotoran kambing yang diduga minyak mentah dari bocornya kilang minyak Pertamina, di Karawang, Jawa Barat. (Foto: TOPmeedia)

SERANG, TOPmedia - Bulatan hitam mirip kotoran kambing yang diduga minyak mentah dari bocornya kilang minyak Pertamina, di Karawang, Jawa Barat (Jabar), diduga sampai ke pesisir Banten, tepatnya di Pantai Lontar, Kampung Brambang, Desa Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten.

Gumpalan minyak awalnya ditemukan pada Sabtu pagi, (20/7/2019) oleh pengelola ekowisata hutan mangrove, bernama Ropin (35).

"Pertama kali saya menemukan gumpalan minyak di area wisata jembatan pelangi, ngampar (mengambang) di air pantai, kaya kotoran kambing, pas saya pegang itu mirip minyak mentah. Bocoran minyak di lautan utara pantai Jawa ini berdampak kesini juga," kata Ropin (35), saat ditemui dilokasi penemuan minyak mentah, di Pantai Lontar, Rabu (31/07/2019).

Ropin, warga asli setempat bercerita saat Sabtu pagi, warna air laut di Pantai Lontar berwarna cokelat kemerahan. Awalnya dia tidak mengira bulatan hitam seperti kotoran kambing merupakan minyak mentah. Kemudian Ropin memegang bulatan tersebut, dan ditangannya berminyak.

"Air nya agak merah dan bulatan (mirip) kotoran kambing banyak disini. Petani tambak tidak memasukkan air laut ke tambak. Karena sedang pemijahan dan air laut nya tercemar," terangnya.

Akibat tercemarnya air laut oleh tumpahan minyak yang diduga berasal dari kilang minyak Pertamina, membuat petani rumput laut merugi. Lantaran, rumput laut mati terkena minyak mentah tersebut.

Seperti yang diutarakan oleh Makrubi (47), salah satu petani rumput laut, yang mengaku sebelum terkena tumpahan minyak, dia setiap kali panen bisa mendapatkan 70 kg. Namun setelah tercemar tumpahan minyak, dia hanya bisa memanen 40 kg sampai 50 kg saja.

"Kena dampaknya pada ngelupas kulit rumput lautnya, sudah tiga hari kena minyak. Kurang tahu ya (asal minya dari mana), katanya dari Karawang. Ada lima petak (sekitar) lima hektar. Kelompokkan yang matinya, kelewatan (minyak mentah) saja, karena panas rumput laut nya," kata Makrubi, petani rumput laut warga setempat, saat ditemui di tempat yang sama, Rabu (32/07/2019).

Imron Nawawi (20), tokoh pemuda setempat berharap pemerintah segera turun tangan untuk kengatasi tumpahan minyak yang ada di desa nya. Sehingga tidak mematikan pendapatan masyarakat dan merusak lingkungan.

Mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten jurusan ekonomi ini bercerita kalau, saat hari Sabtu dan Minggu, 20-21 Juli 2019, saat dia bermain dipantai, sempat menemukan ikan laut yang mati berwarna hitam. Dia menduga ikan itu tertutupi gumpalan minyak mentah.

"Kita ingin pemerintah mencari solusi pencemaran yang ada di (Pantai) Lontar, pemerintah harus melihat langsung di Lontar. Petani rumput, petambak dan nelayan harus didengar suaranya," kata Imron, yang juga aktivis dari Gerakan Mahasiswa Serang Utara (Gamsut), saat ditemui di lokasi yang sama, Rabu (31/07/2019). (YDtama/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X