LEBAK, TOPmedia - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak mengalokasikan pembangunan kios di kawasan Wisata Sawarna sebanyak 60 kios, namun sambutan masyarakat atau para pedagang kurang responsif terhadap pembangunan kios tersebut.
Dikatakan Ketua LPM Desa Sawarna, Encon, untuk persoalan penertiban relokasi warung wisata tersebut menurutnya bukan hal mudah. Karena menurutnya, harus betul-betul dikaji dari awal secara matang dan harus di koordinasikan degan pihak yang terlibat.
“Di tingkat desa saya yakin tidak akan mampu mengatasi permasalahan relokasi warung wisata ini. Ini perlu melibatkan Muspika Kecamatan Bayah. Apalagi ada kabar dalam pembangunan kios pihak Camat Bayah sama sekali tidak pernah diberitahu baik itu surat maupun koordinasi, “ ujar Encon, Sabtu (1/9/2018).
Hal senada juga di katakan Elis, pedagang di kawasan wisata Pasir Putih Sawarna, ia mengatakan tidak ingin pindah ke kios tersebut. Karena menurutnya, kios itu disamping bangunannya kurang memikat pengunjung dan juga jarak dari tempat wisata ke kios lumayan jauh.
“Pada dasarnya pengunjung datang ke pasir putih pada berenang, abis berenang pada jajan, kalo lokasi tempat jajannya jauh itu saya kira sangat beban buat pengujung,” katanya.
Elis juga menambahkan, bentuk bangunan kios tersebut terkesan seperti Leuit (lumbung padi) dan sangat kecil. ”Kalau kiosnya besar, lalu model yang wah, mungkin kami para pedagang mikir-mikir lagi,” kata Elis.
Tarpisah, Camat Bayah Suyanto menuturkan, terkait pembangunan kios tersebut dirinya perlu adanya pemberitahuan surat secara kedinasan dan koordinasi yang baik dan harus saling menghormati. “Benar, sejak dimulainya pembangunan kios wisata Sawarna tahap pertama sampai sekarang saya tidak menerima surat pemberitahuan pembangunan apa lagi koordinasi,” jelasnya.
“Saya di kantor kecamatan belum pernah kedatangan dari Disperindag Lebak terkait pambangunan kios. Dan sekarang ada informasi lagi dari warga, bahwa akan dibangun kios tahap dua dan telah melakukan pematokan yang tidak didampingi oleh perangkat desa maupun dari Kecamatan,” sambungnya.
Dirinya beharap, Disperindag Lebak sebaiknya seperti dinas-dinas lain yang selalu melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan pihaknya jika ada kegiatan ataupun sesuatu hal lainnya.
“Alhamdulilah dinas-dinas lain selalu melakukan koordinasi yang baik, sehingga saya juga punya beban moral dan tanggung jawab untuk mensukseskan sebuah program yang harus berhasil baik. Seperti contohnya pemindahan kios di depan terminal Bayah yang sangat kumuh itu, karena dari Dishub melayangkan Surat pemberitahuan ke kecamatan meminta bantuan akhirnya akmi cepat respon,” jelasnya.
“Dengan koordinasi yang sehat dan baik, saya panggil dan dirapatkan para pedagang di kantor Kecamatan. Alhasil, para pedagang sadar siap pindah dan membongkar sendiri. Coba dilihat sekarang tetminal bayah enak dilihat dan masyarakat Bayah pun merespon dan mendukungnya,” tutup Suyanto. (Uwa endin/Red)