SERANG, TOPmedia - Setelah 4 tahun meninggalkan sang suami tercinta, Sani warga Kamboja RT 03/04 Kelurahan Cipocok Jaya, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten, harus berjuang sekuat tenaga untuk membiayai ke-7 putra-putrinya dan mensupport anaknya untuk terus mengejar bangku pendidikan.
Kegigihan sang Ibu membuat M Ari Setiawan anak ketujuhnya bertekad untuk menorehkan prestasi di sekolahnya hingga berkesempatan menjadi salah satu pasukan pengibar bendera di istana negara pada 17 Agustus 2018 mendatang.
Sani ibunda dari M Ari Setiawan siswa perwakilan Provinsi Banten yang menjadi Paskibraka di Istana Negara mengatakan bersyukur kepada anaknya yang telah menjadi pasukan pengibar bendera Paskibraka 17 Agustus di Istana Negara. Ia juga berharap anaknya tersebut bisa menggapai cita-citanya sebagai Akpol.
"Saya sebagai ibu hanya mengucapkan terima kasih banyak anak saya diberi kesempatan untuk mengibarkan bendera di istana negara pada 17 Agustus dan saya juga berharap anak saya cita-citanya sejak kecil tercapai sebagai Akpol," ujar Sani temui di kediamanya, Rabu (15/8/2018).
Sani yang usianya sudah memasuki 52 tahun itu masih dengan gigih berjualan Es untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga mencukupi kebutuhan sekolah anaknya tersebut.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipocok adalah sekolah yang menjadi lokasi Sani berjualan Es, dulunya tempat dimana anak bungsunya M Ari Setiawan mengenyam pendidikan dasar dan sang ibu mencari rezeki untuk kebutuhan sehari-hari untuk 7 anaknya.
Walau demikian Sani mengaku merasa bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh Ari Setiawan anak bungsunya. Di mata keluarga Ari terbilang pendiam dan tidak banyak bercerita.
"Jika ia mengikuti sesuatu lomba dan menjadi juara keluarga tidak ada yang tahu, saya aja seorang ibu tahunya pas saat bersihin kamar anak saya yang banyak medali perolehan perlombaan, seperti Gulat, Lempar Lembing, Atletik, serta baris-berbaris," jelasnya.
M Ari jadi anak yang mandiri dan jarang bercerita kepada keluarga semenjak 4 tahun lalu setelah ditinggal sang ayah tercinta meninggal dunia.
"Kalau di rumah tuh jarang bercerita karena fokus sekolah dan mengikuti ekstrakulikuler dan tidak mau keluarga merasa cemas dan khawatir akan biaya yang ada di sekolahnya," pungkasnya. (Gilang/Red)