SERANG, TOPmedia - Akhir-akhir ini di berbagai penjuru Nusantara, pergerakan santri dalam melakukan deklarasi dukungan terhadap Joko Widodo begitu masif. Setelah Madura, Kalimantan Selatan, Banten, Sukabumi baru- baru ini deklarasi dilakukan di Aceh.
Selain dukungan yang dilakukan kepada Jokowi ada juga santri yang melakukan dukungan kepada oposisi dengan terlibat secara langsung pada gerakan #2019GantiPresiden di beberapa daerah.
Melihat fenomena tersebut Ketua Ikatan Santri Banten (ISB) Rizki Akbar Gustaman menilai hal tersebut sah-sah saja karena santri juga memiliki hak berpolitik namun, ditegaskan ia, santri harus santun dalam menyalurkan aspirasi politiknya.
"Selama itu tidak keluar dari etika kesantriannya silahkan saja berpolitik sebagai wasilah (Jalan-red) menuju sejahteranya bangsa Indonesia," katanya kepada awak media di Kota Serang, Sabtu (4/8/2018).
Namun dirinya mengingatkan untuk tidak menjadikan agama sebagai alat untuk meraih kekuasaan. Menurutnya akan menjadi baik jika politik dilandasi agama dan politik Agama jika disokong politik akan menjadi kuat.
"Kita liat selama ini kecenderungannya kan santri ini dijadikan alat untuk meraih kekuasaan saja. Sebagai contoh santri baru masuk pesantren belum ngerti politik usia masih belasan sudah dilibatkan, ini yang tidak baik. Kalau mau libatkan santri yang sudah pandai ngajinya, minimal sudah miliki hak pilih," tegasnya.
Untuk itu, pria lulusan pesantren Al- Fathaniyah ini mengingatkan dan mengajak agar kaum santri di seluruh Indonesia untuk menahan diri terlebih dulu tidak terburu-buru melakukan deklarasi dukungan calon baik itu kepada Jokowi ataupun Oposisi.
"Kalau bahasa santrinya tabayun saja dulu jangan buru-buru nantinya bukan kemaslahatan yang ada tapi perpecahan yang terjadi kalau bisa sih bersatu dulu rembuk siapa yang cocok melanjutkan pimpinan di Indonesia ini," katanya.
"Indonesia dengan ribuan pulau ini mudah sekali disusupi oleh tiga hal, pertama adalah narkoba, kedua pornografi dan pornoaksi, ketiga sasaran ideologi dunia. Maka kalau bisa santri itu konsen berpolitik memerangi tiga hal itu saja," tegasnya menambahkan.
Hal senada juga diungkapkan Sekertaris Ikatan Santri Banten, Ibin Sarbini menurutnya dalam berprilaku politik santri harus mengedepankan sikap santun dan ramah serta tabayun.
"Jangan mau santri dijadikan alat politik kekuasaan saja. Santri harus mandiri secara pemikiran agar tidak terjebak pada politik pragmatis," tukasnya. (Kie/Red)