SERANG, TOPmedia – Sejumlah nelayan di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, mengeluhkan pendangkalan sepanjang sungai sampai muara yang jaraknya kurang lebih sekitar 1,5 Km. Hal tersebut, menyulitkan nelayan untuk menyandarkan perahu di beberapa titik dermaga dan menghambat aktivitas keluar masuk perahu.
Tokoh masyarakat nelayan Kampung Bugis Karangantu Tolah (35) mengatakan , akibat pendangkalan tersebut. Ia dan nelayan lainnya menjadi sulit untuk berlabuh dan pergi berlayar.
"Kalau mau keluar masuk muara harus menunggu dulu air laut pasang", ucapnya, saat ditemui di lokasi, Senin (26/3/2018).
Menurutnya, pendangkalan ini sudah berlangsung lama sekitar 2 tahun dan mengganggu aktivitas nelayan untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan. Karena setiap harinya para nelayan pergi melaut untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Pendangkalan tersebut, lanjut Tolah, disebabkan bebarapa hal pertama sering terjadinya air laut pasang, kedua kiriman lumpur tanah, dan terakhir sampah yang mengalir ke sungai sewaktu hujan datang.
"Kondisi ini sudah berlangsung lama, sehingga mengganggu aktivitas menangkap ikan dan berpengaruh terhadap sumber mata pencaharian sebagai nelayan", jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Waid (26), pendangkalan dinilai sangat parah sekali sehingga perahu sulit untuk bergerak. Kalaupun harus dipaksakan malah yang ada mesin dan baling-baling perahu akan rusak, karena lumpur dan sampah yang tersedot.
Biaya yang harus dikeluarkan memperbaikinya pun jauh lebih besar daripada hasil tangkapan ikan. Contoh, untuk baling-baling dan mesin perahu ukuran kecil bisa menghabiskan biaya sekurangnya Rp.25 juta.
"Lumpur yang tersedot ini bisa merusak baling-baling dan mesin, biaya servisnya (memperbaiki-red) mahal ketimbang hasil tangkapan ikannya", keluhnya.
Tolah bersama nelayan lainnya berharap, agar pemerintah terkait bisa segera melakukan normalisasi sungai dengan cara pengerukan agar nelayan bisa kembali mencari ikan dengan normal.(Gilang/Red)