LEBAK, TOPmedia - Perusahaan tambang Emas PT. Indo Mitra Mulya (IMM) yang berkantor di Kampung Cipulus, Desa Kujang Jaya, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, didugasecara illegal mem pekerjakan 12 orang Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara Tiongkok.
Penemuan pekerja asing oleh wartawan tersebut, bermula adanya keluhan warga tentang aktivitas pabrik pengolahan hasil tambang yang beroperasi siang dan malam, diduga menggunakan zat kimia, sehingga menganggu warga sekitar.
Usai menemui sejumlah warga Kampung Cihaneut, Desa Wanasari, Kecamatan Cibeber, kemudian guna memastikan keluhan dan informasi terkait keluhan warga yang diterima wartawan. Sejumlah wartawan pun mendatangi lokasi pabrik pengolahan hasil tambang milik PT. IMM di Kampung Rabig, Desa Karya Jaya.
Namun, belum sempat sampai ke lokasi pabrik pengelohan hasil tambang itu, sekitar berjarak 1 kilometer, sejumlah wartawan di kagetkan dengan lalu lalangnya sejumlah Warga Negara Asing (WNA) bermata sipit yang diduga sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA) Ilegal.
Dengan rasa penasaran, sejumlah wartawan lalu terus memasuki jalan ke arah pabrik sambil menanya sejumlah WNA itu dengan menggunakan bahasa Inggris akan tetapi sejumlah WNA tersebut tidak dapat menggunakan bahasa Inggris.
Sekitar 400 hingga 500 meter sebelum sampai ke pabrik yang dikeluhkan warga, terdapat dua baris Mess (tempat tinggal) dan kantin yang dikelola warga setempat untuk melayani makan dan masak bagi para TKA di pabrik pengolahan tambang PT. IMM.
"Saya masak disini pak, untuk makan mereka (para TKA). Kalau mau tahu jelas orang ini (WNA) tanya saja pak Cecep atau ke pak Hasan,"ungkap salah seorang perempuan berusia sekitar 30 tahun yang tidak menyebutkan namanya kepada wartawan, dan hanya mengaku sebagai tukang masak dan melayani makan TKA di lokasi pabrik pengeolahan hasil tambang itu.
Ditanya berapa jumlah TKA yang berada di Mess pabrik itu, perempuan yang mengaku sebagai tukang masak ini menyebutkan ada sebanyak 12 orang TKA.
"Saya cuma bekerja masak dan melayani makan mereka disini, ada 12 orang mereka (TKA). Ada juga sih yang sedikit-sedikit bisa bahasa Indonesia, ada yang sedang pulang juga sih, pak,"katanya.
Terpisah, Cecep salah seorang pihak dari perusahaan PT. IMM saat dikonfirmasi oleh wartawan terkait jumlah TKA yang bekerja di PT. IMM, membantah bahwa TKA tidak berjumlah 12 melainkan sekitar tiga hingga empat orang.
"Kalau untuk tenaga kerja itu sebagian tenaga inti saja, mayoritas tenaga kerja lokal. Adapun kita menggunakan tenaga kerja ahli, betul itu dari Tiongkok. Sementara ini ada tiga sampai empat orang,"ujar Cecep.(Uwa Endin/Red)