Memprihatinkan, Jembatan Rusak di Serang ini Masih Digunakan Warga

photo author
- Senin, 23 Oktober 2017 | 17:30 WIB
Jembatan di desa Kadu Muringis Desa Umbul Tanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. (Foto: Istimewa)
Jembatan di desa Kadu Muringis Desa Umbul Tanjung, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. (Foto: Istimewa)

SERANG, TOPmedia - Jembatan merupakan sarana transportasi yang punya peran penting bagi warga di perdesaan sebagai penghubung dan akses penyebrangan warga dari wilayah satu ke wilayah lainnya. Kondisi jembatan yang memadai, dan layak disebrangi masyarakat juga kerap dianggap menjadi salah satu faktor lancarnya roda perekonomian masyarakat di wilayah tersebut.

Namun sayang, masih banyak ditemukan kondisi jembatan di Provinsi Banten yang memprihatinkan, dan dikhawatirkan warga lantaran kondisinya yang sudah tak lagi memadai untuk dilalui. Salah satunya Jembatan yang menghubungkan 2 kampung yakni Kadu Muringis Desa Umbul Tanjung dan Kampung Leuwi Uruh, Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang.

Kondisi jembatan itu terbuat dari bambu menggunakan seutas kawat besi sebagai penyangga, di sisi antar kampung, terdapat pilar-pilar yang terbuat dari kayu dengan bangunan semen di bawahnya. Para petani yang biasa menggunakan jembatan bambu untuk pergi ke sawah terpaksa harus menyeberangi sungai.

"Saya sih kurang tau kapan jembatan itu rusaknya, cuma emang udah lama nggak kepake, biasanya warga kan lewat situ," kata salah seorang warga sekitar Mustofa (27), Senin (23/10/2017).

Akibat kerusakan jembatan, warga di dua kampung di ujung perbatasan Serang-Pandeglang itu harus memutar jauh sekitar 1,5 kilometer untuk bisa sampai di desa Pasauran.

"Ngomongnya mau dibangun, cuma sampai sekarang nggak jadi-jadi. Sebetulnya itu ada tiang begitu yang udah dibangun tapi mandek," ucap Mustofa.

Jalan utama kampung yang kondisinya rusak dan jauhnya jarak tempuh menuju desa tetangga membuat warga bergotong-royong membangun jembatan bambu. Meski jembatan itu tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor, warga tetap memilih melewati jembatan yang kini kondisinya rusak itu karena jarak yang dekat.

"Emang nggak bisa dilewatin sama motor, harus jalan kaki, tapi banyak yang lewat sini. Kalau sekarang karena rusak udah nggak bisa dilewatin. Harus turun ke sungai," ujarnya.

Mustofa menceritakan, sebelum rusaknya jembatan bambu, jika air sungai deras, jembatan itu tidak bisa dilalui oleh warga. "Sekarang aja karena airnya surut bisa nyeberang lewat kali, kalau lagi tinggi airnya ya harus muter lewat jembatan utama," tuturnya.

 

Sementara itu, Kepala Desa Umbul Tanjung, Kutbi mengatakan, warga dari kedua desa sempat bergotong royong untuk memperbaiki jembatan ini. Namun kemudian jadi terbengkalai saat ada warga yang mencoba mencari bantuan pembangunan lewat sebuah yayasan.

"Rencananya mau dibangun lagi cuma nggak mewah-mewah gitu mau dicor biasa paling satu meter lah," ungkap Kutbi saat diwawancarai di lokasi, seperti dikutip dari Detik.com, Senin (23/10/2017). Dia menyebut para warga berharap ada dermawan yang tergugah untuk membantu. (Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X