Miris, Nenek di Kota Serang Ini Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot

photo author
- Jumat, 20 Oktober 2017 | 15:36 WIB
Nenek Wati yang hidup sebatang kara dan tinggal di gubuk reot di daerah Kampung Ciwaktu, Kota Serang. (Foto: TOPmedia)
Nenek Wati yang hidup sebatang kara dan tinggal di gubuk reot di daerah Kampung Ciwaktu, Kota Serang. (Foto: TOPmedia)

SERANG, TOPmedia - Berstatus Ibu Kota Provinsi Banten, Kota Serang memiliki 3.600 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Salah satunya adalah rumah dari Nenek Wati, janda tua berusia 110 tahun yang tinggal disebuah gubuk reot di daerah Kampung Ciwaktu, RT 03/01, Desa Sumur Pecung, Kota Serang, Banten.

Dengan gubuk berukuran 3x6 meter itu, nenek Wati tidur di atas kasur lapuk dengan alas karpet plastik yang telah sobek. Berdinding terpal bekas dan beratapkan rumbia yang sudah banyak tambalan dan bocor dibanyak sisi saat hujan turun.

Wanita tua asal Cikampek, Jawa Barat itu sudah menempati gubuknya sejak tahun 1976, atau 40 tahun tepatnya.

Untuk menyambung hidup, sang nenek harus berjualan jajanan anak-anak di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) dekat kediamannya. Dengan penghasilan tak menentu, antara Rp3 ribu sampai Rp10 ribu per harinya.

"Tos (sudah, red) 40 tahun, cuma ibu sendirian. Nenek selalu bersyukur dengan keadaan yang dialami, warga-warga di sini suka memberi Nenek makan, mnum, serta keperluan nenek tiap harinya," kata Nenek Wati, saat ditemui di rumah miliknya, Jumat (20/10/2017).

Dengan modal awal Rp100 ribu yang dikasih oleh salah satu guru di TPA dekat rumahnya, Nenek Wati menyambung kehidupannya dengan sederhana.

Meski pendengarannya telah berkurang dan mengaku berusia 110 tahun, namun warga sekitar meragukan kebenaran usia sang Nenek. Tetangganya memperkirakan usia sang nenek sekitar 90 tahunan.

"KTP juga enggak ada, paling umurnya 98 tahun. Pengennya dia jualan, nenek itu memang tinggal sendirian, enggak punya anak, keluarga enggak punya," kata Lasi (63) tetangga Nenek Wati, saat ditemui di kediamannya, Jumat (20/10/2017).

Sedangkan Pemkot Serang mengaku belum mengetahui nasib nenenk Wati. Jika benar akan hal tersebut, Pemkot Serang mengaku siap mengurusnya.

"Belum ada laporan, kalau tahu ada langkah-langkah untuk bantuan lansia, asuransi lanjut usia. Langkah berikutnya, jika rumahnya miring akan direkomendasikan ditampung di panti," kata Samsuri, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, Jumat (20/10/2017).

Sebagai informasi, meski berstatus Ibu Kota Provinsi Banten, Kota Serang yang dipimpin oleh Tb Haerul Jaman, adik tiri Ratu Atut, memiliki 3.600 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) yang tersebar di enam kecamatan. Pemkot Serang baru bisa memperbaiki 53 RTLH. (YDtama/Red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X