CILEGON, TOPmedia - PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) menolak dilakukannya holding oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Banten. Karena pelabuhan milik anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) Group merupakan bagian dari produksi baja (steel making).
"Gagal paham soal choor lah. Pak Jokowi menampung dari KADIN, itu ada yang printilan-printilan itu iya (holding). Kalau pelabuhan (KBS) harus kembali kepada choor tidak bisa, karena bagian dari steel making (pembuatan baja). Enggak mungkin (diakuisisi), apa lagi KS yang punya keinginan produksi 10 juta ton," kata Presiden Direktur (Presdir) PT KBS, Tonno Sapoetra, saat ditemui di Kota Cilegon, Banten, Senin (09/10/2017).
Dirinya tak menampik bahwa telah terjadi pembahasan tentang opsi holding (penyatuan) atau akuisisi (pembelian) PT KBS dengan PT Pelindo II. Namun hingga kini belum menemukan titik temu.
"Belum ada keputusan, karena menyangkut dari steel making. Kalau pindah ke pelabuhanan 100 persen, lalu bagaimana target 10 juta ton dan steel making itu sendiri. Apa lagi harga baja kita lebih mahal dibanding Cina," terangnya.
Tonno menjelaskan, bahwa dirinya dengan Pelindo II pernah beradu argument. Dimana, Danareksa yang menjadi konsultan dari Pelindo II menyarankan tiga opsi, yakni menyewakan KBS ke Pelindo II, joint venture dan pelasing equitiy (menjual sebagian saham).
"Enggak mungkin kita menyewakan KBS. Joint venture, kalau ada lebih basar saham dari sana, kepentingan bisnis ke pelabuhanan lebih besar, enggak bisa. Ketiga, pleasing equity, bisa, tapi jangan ngatur kita, karena kita punya kepentingan. Dua opsi (satu dan dua) itu enggak. Tidak boleh majority, tidak boleh mengatur kita. Jadi kita choor ke steel making," jelasnya.
Tonno pun menjelaskan telah melihat paparan holdingidasi BUMN, namun PT KBS sebagai anak perusahaan PT Krakatau Steel tidak masuk ke dalam daftar anak perusahaan yang akan di holdingkan dengan perusahaan manapun.
"Chos logistik (pelabuhan) itu masuk ke steel making, karena masuk ke HPP (harga pokok produksi) nya, di dunia manapun juga steel making punya pelabuhan sendiri," pungkasnya. (YDtama/Red)