SERANG, TOPmedia - Puluhan Ojek Konvensional (ojek pangkalan) melakukan aksi di depan kantor Dewan Pimpinan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, mereka menuntut agar menutup ojek online yang berbasis aplikasi (GoJek).
Dikatakan korlap aksi, Amrulloh, bahwa sejak adanya Ojek Online mulai berdampak terhadap berkurangnya minat pengguna ojek pangkalan dan dinilai menenggelamkan ojek pangkalan.
"Sejak ada Go-jek, penghasilan ojek pangkalan menurun drastis, kadang tidak ada penumpang satu hari pun. Maka kami di sini sepakat menuntut agar Gojek ditutup," jelasnya kepada awak media, ditemui di depan gedung DPDR Banten Jalan Syeh Nawawi Al-Bantani KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (9/10/2017).
"Penghasilan kami sehari-hari hanya mendapat 10 ribu sampai 15 ribu, kadang tidak dapat sama sekali, sebelum ada Gojek sampai 50 ribu sehari," sambugnya.
Pantauan dilapangan, sebelumnya ratusan ojek pangkalan dari berbagai pangkalan di Kota Serang konvoi menuju gedung DPRD Banten, namun dihadang oleh pihak kepolisian. Dari hadangan tersebut, hanya puluhan massa yang dapat melanjutakan aksi di gedung DPRD Banten.
Tidak berselang lama, aksi puluhan ojek pangkalan itu membuat pihak DPRD Banten memanggil perwakilan ojek pangkalan agar melakukan audiensi, dari audiensi tersebut ojek pangkalan memberikan dua berkas tuntutan agar dilakukan oleh Pemprov Banten.
"Kita tadi sudah melakukan audiensi dengan pihak pemprov, kami memberikan berkas tuntutan kami agar ojek online di tutup, karna Gojek belum saatnya diterapkan di Provinsi Banten ini," paparnya.
Ojek pangkalan memberikan waktu selama dua minggu agar memberikan tindakan dan jawaban atas tuntutan ojek pangkalan.
"Kita berikan ultimatum dua minggu, kalo suara kita tidak didengar, kita berencana akan kembali melakukan aksi yang lebih besar dari ini, mungkin becak dan angkot ikut semua," ungkapnya.
"Kami meminta kepada Pemprov Banten khususnya yang mempunyai regulasi," tutupnya. (Gilang/Red)