SERANG,TOPmedia - Ratusan pegawai honorer RSUD Banten melakukan aksi unjukrasa di depan halaman Mushola yang berlokasi di RSUD Banten. Mereka menuntut Gubernur Banten, Wahidin Halim merealisasikan janjinya untuk mencairkan dana Jasa Pelayanan (Jaspel) bagi para pegawai honorer.
Ketua Forum Honorer RSU Banten, Ade Firmansyah mengatakan sebelumnya pihaknya sudah melakukan mediasi dengan direksi dan menghadap Gubernur Banten Wahidin Halim. Namun hingga saat ini, hal tersebut tidak berdampak pada pencairan honorarium mereka.
“Kami mengadukan jasa kami yang dari awal tahun dari APBD, SKTM belum dicairkan,” kata Ade ditemui di sela aksi di halaman masjid RSU Banten, Jalan Syeh Nawawi Albantani, Kota Serang, Kamis (31/8/2017).
Ade mencatat saat ini ada sebanyak 564 orang tenaga hororer di RSU Banten. Sedangkan tenaga karyawan PNS sebanyak 160 orang.
“Jumlah kami hampir 80 persen. Bisa dibayangkan pelayanan rumah sakit tanpa tenaga honorer,” kata dia.
Mengenai pelayanan terhadap pasien sendiri, ia mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak direksi. Adapun pasien yang masuk kategori kagawatdaruratan sudah mereka tangani.
“Kita juga tidak mau mendzolimi pasien. Kita sudah sterilisasi pasien kegawatdaruratan,” jelasnya.
Kepala Bagian Umum RSUD Banten, Sri Mulyati menegaskan bahwa meski ada aksi unjukrasa dari para honorer, aktivitas pelayanan di RSUD tidak terganggu dan tetap berjalan seperti biasa. "Aktivitas berjalan seperti biasa, pelayananpun normal tidak ada pasien terbengkalai," ujar Sri melalui sambungan telepon singkat, Kamis (31/08/2017).
Pantauan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) keluarga pasien yang minta tidak disebut namanya tidak mendapat pelayanan dengan baik. Dalam kondisi belum pulih benar, pasien diminta untuk meninggalkan rumah sakit oleh salah seorang perawat yang ikut dalam aksi.
“Ini soal nyawa manusia. Harusnya jangan begitu. Menuntut hak boleh, tapi jangan mengorbankan orang lain,” ucap kerabat korban. (Beni/TM-1/Red)