LEBAK, TOPmedia - Desakan dan permintaan agar pihak PT. Cemindo Gemilang Indonesia (CGI) selaku produsen Semen Merah Putih merelokasi tempat yayasan pendidikan Al - Amin berserta rumah penduduk di Kampung Babakan dan Kampung Sawah, Desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak terus bergulir.
Diding Supriadi, Pembina juga anak dari pemilik ketua yayasan pendidikan Al- Almin yang berlokasi di Kampung Babakan Saputra RT02/08, Desa Darmasari mengatakan, sejak adanya pembangunan jalan alternatif dan lintasan belt conveyor milik PT. Cemindo Gemilang Indonesia yang letaknya berada di atas yayasan Al- Almin dan permukiman penduduk menyisakan dampaknya yang sangat besar bagi warga setempat.
"Dampak yang sangat besar dari pembangunan jalan alternatif oleh perusahaan PT. Cemindo Gemilang terutama pada musim penghujan terjadi limpahan limbah air dan lumpur. Tragedi tanggal 6 Desember 2016 kemarin, terjadi pergeseran tanah bukan lagi longsor. Pergeseran tanah yang turun kebawah karena adanya tekanan dari atas, sehinnga tanah itu tidak berada lagi diposisi semula. Itu yang sangat mengkhawatirkan bagi kami," ujar Diding saat ditemui dikediamannya.
Kata Diding, pergeseran tanah yang terjadi sudah bergeser sekitar 1 meter ke bawah dari posisi semula sehingga dengan posisi tanah yang sudah bergeser tersebut jika tidak segera diantisipasi dan dilakukan perbaikan akan mengancam keselamatan jiwa dan permukiman warga serta lokasi yayasan pendidikan Al-Amin apalagi saat ini intensitas hujan masih tinggi.
"Jadi dengan kondisi tanah seperti itu, bila tidak segera diperbaiki akan sangat membahayakan. Dan jika memang sudah tidak bisa perbaiki dan diantisipasi maka kami minta kepada pihak perusahaan PT. Cemindo Gemilang untuk segera merelokasi lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan Al -Amin ini untuk segera direlokasi, bukan hanya rumah-rumah penduduk saja,"papar Diding.
Diding mengakui, pasca terjadi tragedi tanggal 6 Desember 2016 lalu. Pihak kecamatan Bayah, pemerintah desa Darmasari dengan PT. Cemindo Gemilang Indonesia sudah melakukan pembicaraan terkait hal tersebut. Hanya saja kata Diding, pihak Yayasan tidak dilibatkan.
"Dalam pembicaraan itu, pihak yayasan dan saya sendiri selaku warga tidak pernah dilibatkan. Jadi kami merasa sebuah lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan untuk mencerdaskan anak bangsa ini malah seperti dibiarkan. Permasalahan ini bukan hanya permasalahan rumah warga, tapi disini kan ada lembaga pendidikan,"imbuh Diding.
Kendati demikian, ia pun kemudian mengaku sudah berupaya untuk menyampaikan aspirasinya atas nama yayasan dan selaku warga setempat kepada pihak Cemindo Gemilang Indonesia (CGI) dengan difasilitasi pihak pemerintah desa setempat.
"Sekitar dua minggu lalu kami dengan difasilitasi pihak pemerintah desa sudah menyampaikan aspirasi kepada pihak PT. Cemindo Gemilang, jadi saya katakan disana kepada mereka yang disaksikan kasi trantib dan camat Bayah waktu itu. Saya bilang ke meraka, pak ini kondisi tanah sudah tidak nyaman bagi kami, mau diapakan ini kami sebagai warga. Secara psikis saya katakan kepada mereka (PT.Cemindo Gemilang,red) kami sudah tidak nyaman menghuni. Ya sekarang belum terjadi, tapi dengan kondisi tanah sudah terjadi pergeseran bisa jadi bulan depan atau tahun depan musibah itu akan terjadi," tandas Diding.
Menanggapi hal tersebut, kepala desa Darmasari, Kecamatan Bayah, Ahmad mengatakan, bahwa kondisi di kampung sawah dan kampung Babakan Saputra, sudah bukan berbicara antisipasi. Tetapi, permukiman warga didua kampung tersebut bukan lagi bicara adanya perbaikan namun sudah harus di relokasi.
"Sudah harus direlokasi, karena kondisinya sudah sangat memprihatinkan," ujar Ahmad. (AG/Red)