Lembaga Pemangku Adat Kesultanan Banten Dikukuhkan

photo author
- Jumat, 14 Oktober 2016 | 13:54 WIB
Pengukuhan Pemangku Adat Kesultanan Banten di Alun-Alun Masjid Agung Sultan Maulana Hasanudin Kesultanan Banten, Kota Serang.*
Pengukuhan Pemangku Adat Kesultanan Banten di Alun-Alun Masjid Agung Sultan Maulana Hasanudin Kesultanan Banten, Kota Serang.*

SERANG, TOPmedia - Pada 8 Oktober lalu, majelis pemangku adat mengukuhkan secara resmi Lembaga Pemangku Adat Kesultanan Banten, di Alun-Alun Masjid Agung Sultan Maulana Hasanudin Kesultanan Banten, Kota Serang.  Acara tersebut dihadiri oleh para raja atau sultan nusantara dan juga ulama internasional, Sekda Provinsi Banten Ranta Soeharta serta ribuan warga Banten.

Pengukuhan lembaga pemangkau adat kesultanan Banten ini mengacu pada SK Kemenkumham nomor AHU – 0072501.AH.01.07.TAHUN 2016 tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Lembaga Pemangku Adat Kesultanan Banten pada tanggal 1 September 2016.

Berdasarkan SK tersebut, lembaga pemangku adat kesulthanan banten resmi dan sah secara hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Adapun visi dan tujuan dari lembaga ini secara umum adalah pengembangan dan revitalisasi kawasan Kesultanan Banten secara meyeluruh. Sebelumnya, Lembaga Pemangku Adat Kesultanan Banten didirikan oleh 12 orang keturunan dari Sultan Banten yang pernah memerintah di Banten dan keturunan tersebut berdasarkan nasab baik secara garis lurus laki-laki maupun dari garis perempuan secara zig zag dan para pendiri ini dinamakan sebagai Majelis Pendiri Lembaga Pemangku Adat Kesultaan Banten. 

Majelis pendiri lembaga pemangku adat kesultanan Banten selanjutnya memilih secara musyawarah, Tb. Ahmad Abas Wasse sebagai ketuanya yang secara otomatis menjadi Sultan Banten secara Budaya.

Dalam sambutan pengukuhan lembaga pemangku adat kesultanan Banten, Tb. A. Abas Wasse mengatakan bahwa kesultanan Banten adalah kesultanan besar yang juga telah mendapat pengakuan secara internasional oleh kesultanan Turki Usmani pada masa itu.  

"Jadi kita sebagai anak cucu keturunannya harus mengembalikan kejayaan kesultanan Banten secara Budaya, Dakwah dan Pendidikan," ujar Abas. 

Tb. A. Abas Wasse juga menuturkan bahwa lembaga ini akan mendirikan badan pengelola kawasan kesultanan Banten yaitu bertugas untuk mengelola kawasan bersejarah dan peninggalan situs situ sejarah dari kesultanan Banten yang sangat banyak terdapat di kawasan kesultanan Banten. 

"Kesultanan Banten ini kelak akan menjadi pusat budaya dan pendidikan Islam yang ada di Banten dengan tujuan memberikan cahaya ilmu agama Islam keseluruh nusantara bahkan dunia," kata Tb. Abas, Sabtu (08/10/2016).

Menurut Abas, semua impian dan cita-cita yang ingin di bangun tidak mungkin dapat berjalan tanpa dukungan keluarga besar kesultanan Banten lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Kesultanan Banten harus dibangun bersama tanpa ada kecurigaan satu sama lain terutama di antara keluarga besar kesultanan Banten, karena penyakit utama terhambatnya kemajuan Banten adalah banyaknya adu domba yang melanda keluarga besar kesultanan Banten itu sendiri. Penyakit Kronis dikalangan keluarga Kesultanan Banten adalah mudahnya di adu domba oleh pihak pihak lain yang tidak senang jika kesultanan Banten ini bisa kembali besar dan berjaya tentunya dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia," kata Abas. 

Disinggung mengenai hubungan dengan pemerintah Provinsi Banten yang selama ini terkesan lambat dalam rangka merevitalisasi kawasan Kesultanan Banten, Abas mengatakan bahwa Pemprov Banten selama ini sangat lambat dalam rencana program revitalisasi kawasan kesultanan Banten sehingga sampai saat ini belum ada perubahan yang signifikan. 

"Padahal anggaran yang telah diajukan sudah final sebesar 31 Miliar dari Pemprov Banten tapi sampai sekarang belum terealisasi," ujar Abas. (TM-1/red)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X