TOPMEDIA – Arab Saudi dan Prancis buat perjanjian proyek kemanusiaan, akan menyediakan proyek-proyek yang berfokus pada ketahanan pangan dan sistem perawatan kesehatan yang rusak.
Arab Saudi dan Prancis menjanjikan $32m awal untuk meluncurkan serangkaian proyek kemanusiaan di Lebanon untuk membantu meringankan krisis keuangan yang menghancurkan.
Kesepakatan dibuat antara kementerian luar negeri Prancis, Badan Pembangunan Prancis, dan Pusat Bantuan.
Baca Juga: Vladimir Putin Ucapkan Selamat Kepada Emmanuel Macron
Dilansir laman aljazeera.com, Raja Salman akan menyediakan hampir 30 juta euro ($31,9 juta) untuk inisiatif kemanusiaan tahap pertama dengan rencana berkelanjutan.
“Dukungan ini datang sebagai komitmen Arab Saudi dan Prancis untuk berdiri bersama rakyat Lebanon dan untuk berkontribusi pada stabilitas dan perkembangannya,” kata Duta Besar Saudi Waleed Bukhari pada konferensi pers.
“Kerajaan berusaha untuk mendukung apa pun yang meringankan penderitaan mereka yang membutuhkan.”
Baca Juga: Emmanuel Macron Kembali Terpilih Menjadi Presiden Prancis Baca Juga: Emmanuel Macron Kembali Terpilih Menjadi Presiden Prancis
Program pertama akan fokus pada ketahanan pangan dan sistem perawatan kesehatan negara yang lumpuh, memberikan bantuan tunai bulanan untuk makanan yang menargetkan 7.500 orang, mendukung rumah sakit di Tripoli dan di seluruh Lebanon utara, dan mendistribusikan susu formula bayi kepada keluarga yang membutuhkan.
Program yang tersisa akan fokus pada pendidikan, energi, air, dan Pasukan Keamanan Internal Lebanon.
Lebanon telah berada dalam pergolakan krisis ekonomi yang melumpuhkan, krisis telah menghancurkan kehidupan dan mata pencaharian selama dua tahun terakhir.
Baca Juga: Hasil Hitungan Cepat, Emmanuel Macron Ungguli Marine Le Pen
Lebih dari tiga perempat penduduk hidup dalam kemiskinan, sementara pound Lebanon telah kehilangan 90 persen nilainya, dan inflasi yang menggiurkan termasuk yang tertinggi di dunia.
Prancis dan Arab Saudi pada akhir Februari sepakat untuk membentuk mekanisme bantuan bersama untuk Lebanon.
Kesepakatan itu terjadi dua minggu setelah Arab Saudi mengembalikan duta besarnya ke Lebanon karena perlahan-lahan menghidupkan kembali hubungan dengan negara yang dilanda krisis itu.