TOPMEDIA – Tentara pasukan Israel kembali menembakkan peluru artileri ke Lebanon selatan. Israel mengatakan langkah itu dilakukan setelah sebuah roket ditembakkan dari Lebanon selatan, mendarat di area terbuka di seberang perbatasan.
Pasukan Israel telah menembakkan puluhan peluru artileri ke Lebanon selatan, setelah sebuah roket diluncurkan melintasi perbatasan dari Lebanon.
Seorang juru bicara militer Israel mentweet bahwa pasukan artileri membombardir daerah terbuka di Lebanon selatan tempat roket itu berasal, serta target infrastruktur.
Baca Juga: Israel Kecam Rusia Serang Ukraina, Tapi Terus Caplok Palestina
Tentara Lebanon mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Israel telah meluncurkan 50 peluru artileri ke beberapa kota Lebanon dekat perbatasan selatan dengan Israel.
Selain itu, menurut media Lebanon, pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) di selatan negara itu membunyikan sirene di beberapa posisinya di dekat perbatasan, sementara Tentara Lebanon balik mengerahkan pasukan memberikan perlawanan.
Komandan Misi UNIFIL Aroldo Lázaro menyerukan “tenang dan menahan diri” dalam sebuah tweet.
Baca Juga: Pangeran Saudi kecam keras Israel di KTT Bahrain
Dilansir laman aljazeera.com, dalam sebuah pernyataan yang dirilis kemudian Lázaro menyebut tanggapan Israel “tidak proporsional”. Dia meminta semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut.
"Kepala Misi dan Komandan Pasukan Mayor Jenderal Aroldo Lázaro telah melakukan kontak langsung dengan pihak berwenang di kedua sisi Garis Biru untuk mendesak pengekangan," kata pernyataan itu.
“Meskipun demikian, Pasukan Pertahanan Israel menembakkan kembali beberapa lusin peluru ke Lebanon.”
Baca Juga: Korps Intelijen Israel, Ciptakan Spyware untuk Menyadap Handphone
Tidak jelas kelompok mana di Lebanon yang berada di balik serangan roket tersebut.
Insiden itu terjadi ketika ketegangan berkobar di Tepi Barat dan Yerusalem Timur yang diduduki Israel dalam beberapa pekan terakhir.
Pasukan Israel menyerbu kompleks Al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam. Peristiwa pendudukan berualngkali terjadi \selama bulan suci Ramadhan, memicu protes di seluruh wilayah Palestina, termasuk Gaza yang dikepung Israel.