nasional

Rusia Sebut Indonesia Menjadi Tempat Laboratorium Senjata Bilogi AS

Senin, 28 Maret 2022 | 20:24 WIB
Ilustrasi fotom, lambang Internasional untuk bahaya biologi (wikimedia)

TOPMEDIA – Konflik Rusia dan Ukraina dikabarkan menyeret nama negara Indonesia. Departemen Pertahanan Rusia mengungkapkan bahwa Indonesia terindikasi menjadi lahan penelitian senjata biologi Amerika Serikat. Indonesia disebut-sebut berkaitan mengenai senjata biologi.

Dalam pernyataan yang dilontarkan Rusia menunjukan AS telah melakukan beberapa tindakan illegal yang dilakukan Barat.

Satu-satunya tempat penelitian Biologi yang merujuk tuduhan Rusia yang dimaksud adalah NAMRU-2 (Naval Medical Research Unit Two (bahasa Indonesia: Unit Riset Medis Angkatan Laut Dua) disingkat sebagai NAMRU-2.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Bikin Inflasi Global Naik 2,5 Persen

Dalam catatan Wikipedia, NAMRU-2 merupakan laboratorium riset biomedis milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang didirikan dengan tujuan untuk mempelajari penyakit-penyakit menular yang memiliki potensi penting dari sudut pandang pertahanan di Asia.

NAMRU-2 secara resmi terdaftar dibawah komando Pusat Riset Medis Angkatan Laut A.S. (Naval Medical Research Center) yang berlokasi di Silver Spring, Maryland, A.S. dan diperhitungkan sebagai pusat jaringan laboratorium-laboratorium yang terdapat di berbagai lokasi di dunia.

Dikuti dari Beritasatu.com yang di ditulis Oleh : Siprianus Edi Hardum dan di posting tanggal 13 September 2021 dengan judul; Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Peroleh Manfaat dari Laboratorium NAMRU-2.

Baca Juga: Moskow Nasionalisasi Perusahaan Asing yang Keluar dari Rusia

Siti Fadilan Suparti selaku mantan Menteri Kesehatan Indonesia meyatakan bahwa : “Indonesia belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman senjata biologi. Laboratorim khusus misalnya, untuk menangkal ancaman biologi, sejauh ini belum ada.

Di Indonesia sebenarnya pernah berdiri Laboratorium NAMRU-2 milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Namun laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada tahun 2008”, ujarnya.

Keberadaan laboratorium asing tersebut dinilai Fadilah merupakan bentuk penjajahan. “NAMRU-2 memang harus ditutup,” tegasnya.

Baca Juga: Kelangkaan BBM di Amerika Serikat Tertinggi dalam Sejarah, Dampak Perang Rusia-Ukraina

Laboratorium NAMRU-2 didirikan pada tahun 1970-an. Meski bercokol sekitar 30 tahun, keberadaan laboratorium di Jalan Percetakan Negara Jakarta Pusat dianggap belum memberikan sumbangan bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman biologi.

NAMRU-2 beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Vietnam, Laos, Singapura, Filipina, Thailand, Indonesia dan Kamboja.

Di Phnom Penh, Kamboja, NAMRU-2 dibuka, dilengkapi, dan dioperasikan sebagai laboratorium satelit untuk melakukan riset kemungkinan wabah penyakit-penyakit menular dalam cakupan regional dengan dukungan dari kantor Kerjasama Pertahanan Kedutaan Besar Singapura.

Halaman:

Tags

Terkini