nasional

Istana Bongkar Alasan Wapres Gibran Bikin Konten Monolog di Medsos, Ada Hubungannya dengan Framing Berita

Senin, 28 April 2025 | 14:25 WIB
Tangkapan Layar YouTube Wapres, Gibran Rakabuming Raka saat monolog di konten YouTube Wakil Presiden RI. (YouTube.com/WakilPresidenRI)

TOPMEDIA.CO.ID - Sedang hangat diperbincangkan publik Tanah Air, terkait konten monolog Wakil Presiden (Wapres) RI, Gibran Rakabuming di media sosial, YouTube.

Sebelumnya diketahui, Gibran mengunggah sejumlah video di akun YouTube Wakil Presiden RI, yang berisi monolog dirinya dalam merespon beragam isu.

Setidaknya, sudah ada tiga video yang diunggah Gibran, salah satunya, video bertajuk 'Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia'.

Tercatat, konten yang tayang pada 19 April 2025 lalu, kini telah ditonton oleh 120 ribu orang per tanggal 28 April 2025.

Baca Juga: Jadi Ujung Tombak di Masyarakat, Tinawati Andra Soni Tinjau Pelayanan 6 SPM di Posyandu Kenanga 10 Rangkasbitung

Terkini, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg), Juri Ardiantoro mengungkap alasan di balik konten yang menampilkan Wapres Gibran bermonolog kepada publik.

Juri menilai, hal itu sebagai salah satu cara penyampaian komunikasi agar publik tidak bias dalam memperoleh informasi.

"Kadang-kadang, informasi yang beredar seringkali sudah bias dan tidak benar (hoax)," tutur Juri kepada awak media di Jakarta, pada Senin, 28 April 2025.

"Baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung gagasan yang dimilikinya, termasuk Pak Wapres (Gibran)," sambungnya.

Baca Juga: Kritik Pedas Pengamat Ekonomi Soal Menteri RI Sebut MBG Lebih Penting Ketimbang Lapangan Kerja

Di sisi lain, Juri menuturkan sang Wapres RI ingin masyarakat mendapatkan informasi atau berita yang kebenarannya lebih akurat dengan memperoleh langsung dari sumbernya.

Hal itu berhubungan dengan informasi yang dinilai telah dibingkai atau framing dari sisi tertentu sehingga dapat mempengaruhi persepsi masyarakat.

"Kami mengharapkan masyarakat mendapatkan informasi yang lebih benar, lebih langsung dari sumbernya," tutur Wamensesneg.

"Masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning/framing gitu sehingga bias informasi," tungkas Juri.

Terkini