Tentunya hal itu membuat khawatir dengan jumlah korban yang kian akan menambah.
Sehingga tindakan cepat pun sedang diupayakan oleh tim kesehatan setempat untuk melindungi kesehatan masyarakat.
Menurut informasi, sampel air itu akan diuji agar mendeteksi adanya keberadaan polutan mulai dari logam berat maupun residu pupuk, yang kemungkinan terjadi pada wabah tersebut.
Selain itu, Amol Geete, petugas kesehatan distrik memaparkan infeksi jamur terhadap kulit kepala ini bisa menjadi penyebab utama dalam sebagian kasus besar.
Setelah mendapatkan informasi, kata Amol Geete, pihaknya langsung mengirim spesialis kulit hingga ahli epidemiologi ke desa untuk melakukan penyelidikan pertama.
"Hampir 99 persen kasus ini menunjukkan adanya infeksi jamur di kulit kepala. Inilah yang jadi dugaan kami adanya fenomena aneh kerontokan rambut," jelasnya.
Meski begitu, dia memerlukan penyelidikan lebih lanjut supaya memastikan benar atau tidaknya air tersebut sudah terkontaminasi.
"Tentunya kami akan melakukan uji air untuk melihat apakah ada logam berat yang bisa meningkatkan risiko infeksi jamur," cetusnya.***