TOPMEDIA - Pada bulan Maret 2024 dalam kalender ditandai dengan hari libur nasional atau tanggal merah dengan keterangan Jumat Agung 2024.
Apa itu Jumat Agung? mengutip dari sebuah laman Chrtianity.com, Jumat Agung adalah hari yang diperingati untuk mengenang penyaliban Yesus dan Kematiannya di Kalvari.
Jumat Agung juga dijelaskan sebagai sebuah peristiwa yang diyakini membuka jalan keselamatan bagi umat manusia. Yesus berkorban karena cinta bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya dan seluruh umat manusia.
Jumat Agung adalah salah satu hari suci bagi umat Kristen di seluruh dunia untuk memperingati penyaliban Yesus Kristus.
Dalam laman website Kemenag.go.id dijelaskan juga bahwa Jumat Agung merupakan salah satu hari raya utama umat Kristiani. Jumat Agung memiliki posisi yang istimewa.
Walau perayaan ini hanya terpisah 3 hari sebelum hari raya Paskah, Jumat Agung bukanlah sekedar pendahuluan atau pengantar menuju Paskah, melainkan memiliki keagungannya tersendiri.
Sesungguhnya, dapat dikatakan bahwa Jumat Agunglah inti dari Paskah. Tanpa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus di kayu salib, tidak akan pernah ada kebangkitan dan kemenangan di kubur itu. Tanpa kematian di hari Jumat yang Agung itu, tidak mungkin ada kebangkitan yang mulia berkemenangan di hari Paskah.
Baca Juga: 4 Jenis Olahraga Ini Direkomendasikan Dokter Saat Bulan Ramadan Agar Tubuh Sehat
Sejak manusia jatuh dalam dosa, dan kehilangan kemuliaan Tuhan, keabadian meninggalkan manusia. Gambar Allah yang awalnya dimiliki manusia telah pergi meninggalkan penerima mandat atas bumi ini.
Alkitab mengakui bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah atau segambar dan serupa dengan Allah (Kej 1:26-27; 9:6 Yakobus 3:90).
Alkitab juga mengatakan bahwa manusia adalah pembawa gambar Allah (1 Korintus 11:7; 15:49). Namun manusia menjadi fana dan di mata kekekalan, manusia yang berbatas usia itu terlihat sudah mati.
Bukan hanya usia, kemampuan-kemampuan yang dimiliki manusia menjadi cacat. Manusia seharusnya secara supranatural mampu membangun hubungan karib, akrab, dan melekat dengan Allah, mampu melaksanakan perintah-perintah pencipta-Nya, termasuk juga seharusnya mampu mengelola atau memanage bumi ini.
Kemampuan-kemampuan itu telah mengalami degradasi, kemunduran, hingga hanya dapat mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Hanya beberapa pribadi yang masih dapat memelihara hubungan dengan Tuhan.
Seiring dengan waktu dan dosa, usia manusia pun makin pendek dan tak ada harapan. Semua usaha manusia untuk kembali kepada Tuhan, untuk selamat dari kematian menjadi sia-sia. (Roma 3:20)