Perbedaan Masa Tunggu Haji Indonesia dan Malaysia

TOPMEDIA – Perbedaan durasi tunggu berhaji di Indonesia dengan Malaysia berbeda. Indonesia lebih beruntung dari Malaysia karena masa tunggu haji paling lama 43, sedangkan di Malaysia 141 tahun.

Berdasarkan data kemenag, tahun 2022 Indonesia memberangkatkan 200.000 jemaah, sedangkan Malaysia 14.000.

Dilansir Kemenag, selain perbedaan karena kuota terbatas dan lama waktu tunggu berhaji di Malaysia juga karena aturan ketat yang diterapkan di negara itu.

Baca Juga: Ratusan Haji Kota Cilegon Balik Dari Mekkah, Ketua Dewan Beranggapan Dikelilingi Malaikat

Malaysia melarang penderita penyakit tertentu berangkat haji. Bahkan obesitas atau kegemukan juga menjadi salah satu syarat yang pantang dilanggar.

Syed Saleh Syed Abdul Rahman pemimpin rombongan tim haji Malaysia berdialog dengan tim Haji Indonesia di PPIH Daerah Kerja Makkah Arab Saudi.

“Ada aturan Body Mass Index (BMI) dihitung 40 ke atas tidak boleh berangkat. 35-40 kalau punya penyakit bawaan juga tidak dibenarkan berangkat,” kata Syed Saleh Syed Abdul Rahman.

Baca Juga: Musim Haji, Ini Jumlaah Jemaah Haji di Banten Pada Tahun 2022

Selain obisitas, calon jemaah yang memiliki penyakit bawaan, seperti kencing manis dan darah tinggi, yang tidak terkontrol juga dilarang berangkat.

Proses pemeriksaan kesehatan juga dilakukan hingga dua kali. Selain juga pemeriksaan PCR terkait Covid-19.

“Ini yang membuat kita tidak ada jemaah yang sakit. Alhamdulillah jemaah datang sehat. Urusan ibadah juga mudah tidak ada yang tertinggal tidak ada yang berjalan lambat,” ujarnya.

Baca Juga: Bersama Pj Gubernur Banten, Bupati Serang Lepas Ratusan Jamaah Calon Haji

Untuk tahun ini jumlah jemaah haji asal Malaysia yang meninggal di Arab Saudi juga hanya 1 jemaah. Itupun meninggal sebelum puncak haji.

Pemerintah Malaysia setiap tahunnya mengumpulkan pada ahli kesehatan untuk merumuskan penyakit bawaan apa saja yang dilarang bagi jemaah haji.

“Sebelum bulan puasa, kita sudah kumpulkan pakar kesehatan. Mereka merumuskan dan kita tinggal jalankan untuk kriteria jemaah seperti apa,” ujar Syed Saleh Syed Abdul Rahman.