Cara Hadapi Suami Suka Marah di puasa Ramadhan, Istri Ada Dua Pilihan ? Buya Yahya Menjawab

photo author
- Kamis, 31 Maret 2022 | 07:00 WIB
Ilustrasi, seorang suami yang sedang marah (Pixabay)
Ilustrasi, seorang suami yang sedang marah (Pixabay)

TOPMEDIA.CO.ID - Mendekati bulan puasa Ramadhan, adalah cara ampuh para istri untuk menghadapi suami yang suka marah.

Sebab, pada bulan puasa Ramadhan, pada 2 April 2022, adalah bulan yang penuh kemuliaan.

Maka itu, kali ini Buya Yahya menjawab, cara menghadapi seorang suami yang suka marah.

Baca Juga: Kemeriahan puasa Ramadhan di TMI 2 Trondol Kota Serang, Mulai dari Hafalan Doa Hingga Surat Pendek

Menurut Buya Yahya, cara menghadapi suami yang suka marah, dalam menyikapinya adalah dengan koreksi diri dahulu.

Sebab, kata Buya Yahya, bisa saja seorang suami marah atau berbuat dzalim kepada istri karena keteledoran istri dalam melaksanakan kewajiban kepada suami, atau seorang istri melakukan sesuatu kesalahan yang tidak ia rasa namun amat menyakitkan suami.

"Jika demikian adanya, maka seorang istri perlu berbenah diri terlebih dahulu, sebelum menuntut sang suami berbenah," ungkap Buya Yahya, di blog pribadinya, dikutip langsung pada hari Kamis 31 Maret 2022.

Baca Juga: Jelang puasa Ramadhan, Anggota DPR RI Ingatkan Bahaya Prostitusi Online

Tak sampai disitu, masih kata Buya Yahya, cara pertama menyelesaikan masalah yang sering dilupakan, adalah mengkoreksi diri.

"Jika ternyata memang sifat dan perilaku suami adalah dzalim dengan marah tanpa sebab, serta melampiaskan amarah tersebut dengan cara dzalim (seperti memukul atau mencaci maki yang menyakitkan), hal yang demikian tentu amat mengganggu keindahan dalam berumah tangga," jelas Buya Yahya.

Maka di saat seperti itu, sambung Buya Yahya, seorang istri mempunyai dua pilihan.

Baca Juga: Hukum Memasturbasikan Suami di Siang Hari, Pada Puasa Ramadhan, Buya Yahya Menjawab

"Petama bersabar dan berusaha untuk merubahnya dan sungguh ini adalah suatu kemuliaan yang agung," jelas Buya Yahya.

"Kedua, Jika memang tidak mampu untuk bersabar, maka ia bisa minta cerai, karena seseorang tidak boleh dipaksa untuk bertahan di bawah kedzaliman. Inipun salah satu sebab diperkenankannya seorang istri meminta cerai, adalah jika ia benar-benar didzalimi suami. Wallahu a’lam bish-shawab," tutur Buya Yahya***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Sumber: BuyaYahya.org

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X