muslim

Utamakan Sedekah Kepada Sanak Keluarga, Ini Penjelasan Kisah dan Hadis Rasulullah SAW

Jumat, 19 Mei 2023 | 06:05 WIB
Ilustrasi Auto Kepingin Sedekah Setelah Baca Ini; 5 Pahala Sedekah, Salah Satunya Satu Dibalas Seratus Ribu! (https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2020/08/20/38820950.jpg)

TOPMEDIA - Sedekah menjadi amalan pilihan bagi orang beriman, utamanya pada waktu-waktu istimewa seperti bulan Ramadhan. Perhatikan hadisnya agar sedekah kita tepat sasaran.

Sedekah tentu saja bukan hanya untuk kebutuhan popularitas di era sekarang ini, sedekah selalu tak luput dari unsur ingin dikenal dermawan.

Perhatikan juga anjuran Rasulullah SAW agar sedekah kita diterima oleh Allah SWT.

Ada yang berbahaya dalam sebuah kisah sedekah, yakni saking asyiknya bersedekah ke orang luar, lupa memerhatikan sanak kerabatnya. Padahal sedekah terhadap sanak kerabat itu lebih utama.

Baca Juga: Disnakertrans Banten Cetak Calon Beautypreneur Melalui Pelatihan Make Up Dasar Bagi Masyarakat

Dalam hal ini ada kisah menarik dari para sahabat Abu Thalhah yang dapat dijadikan teladan. Abu Thalhah yang dimaksud adalah Abu Thalhah Zaid bin Sahl Al-Anshari (wafat 34 H), seorang sahabat Anshar yang paling banyak memiliki kebun kurma. Di antara harta yang paling disukainya adalah kebun Bairaha yang menghadap Masjid Nabawi.

Nabi Muhammad saw pun sering masuk ke kebun itu untuk sekadar mencicipi kurma atau meminum air segar dari mata air yang ada di dalamnya. Suatu ketika, turun ayat kepada Nabi Muhammad saw:

“Tidaklah kalian memperoleh pahala yang sempurna (surga) sehingga kalian sedekahkan dari harta yang paling kalian cintai, dan apapun yang kalian sedekahkan, maka sungguh Allah adalah Dzat Yang Maha Mengetahuinya.” (QS Ali Imran: 92).

(Al-Mahalli dan As-Suyuthi, Tafsirul Jalalain, [Kairo, Darul Hadits], juz I, halaman 76). Mendengar ayat ini turun, ayat yang menganjurkan orang untuk menyedekahkan harta yang paling dicintainya, Abu Thalhah bergegas menghadap Nabi Muhammad saw dengan maksud menyedekahkan harta terbaik yang paling dicintainya.

“Wahai Rasulullah, sungguh Allah telah menurunkan kepadamu ayat: ‘Lan tanaalul birra hattaa tunfiquu mimaa tuhibbuun,’ sungguh harta yang paling aku sukai adalah kebun Bairaha, dan sungguh kebun Bairaha menjadi sedekah karena Allah Ta'ala. Aku mengharap kebaikan dan simpanan pahalanya di sisi Allah Ta'ala. Karenanya wahai Rasulullah, silakan tentukan pentasarufan kebun itu pada tempat yang Allah perlihatkan kepadamu,” seru Abu Thalhah kepada Nabi saw seiring keinginan mendapatkan pahala terbaik di sisi Allah dari sedekahnya.

Baca Juga: Estetik dan Hits! 4 Rumah Makan di Tangerang Ini Suguhkan Pemandangan Persawahan, Ada Yang Seperti Ubud Bali?

Melihat semangat dan kesungguhan Abu Thalhah yang hendak menyedekahkan harta terbaiknya, kebun kurma Bairaha, Nabi Muhammad saw sangat terkagum-kagum, lalu menjawab:

بَخْ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، ذَلِكَ مَالٌ رَابحٌ ، وقَدْ سَمِعْتُ مَا قُلْتَ، وَإنِّي أَرَى أنْ تَجْعَلَهَا فِي الْأَقْرَبِيْنَ

Artinya, “Wah, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya, kebun Bairaha itu adalah harta yang banyak keuntungannya. Sungguh aku telah mendengar ucapanmu, dan sungguh sarankan agar agar kebun itu kau sedekahkan kepada para kerabatmu.” (HR Al-Bukhari Muslim).

Kisah Abu Thalhah dan kebun Bairaha ini dapat dibaca lebih lengkap dalam banyak kitab hadits. Di antaranya dalam Shahih Al-Bukhari (II/350), Shahih Muslim (III/79), Riyadhus Shalihin (I/204), Sunan An-Nasai (VI/311), dan selainnya.

Halaman:

Tags

Terkini