Kisah Singkat Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad Menuju Langit ke-7

TOPMEDIA - Isra Miraj adalah perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada malam hari. Perjalanan ini ditempuh mulai dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.

Isra Miraj terjadi pada tanggal 27 Rajab di tahun ke-8 kenabian. Di tahun 2023, peristiwa penting ini jatuh pada Kamis (8/2/2024). Dan, kisah ini juga terdapat dalam Al – Qur’an Surat Al Isra.

Kisah itu juga bukan merupakan satu peristiwa, melainkan dua peristiwa yang terjadi pada waktu yang berbeda.

Isra merupakan kisah perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa. Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan mengendarai Buraq.

Baca Juga: Buku Sirah Nabawiyah, Rujukan Terbaik Untuk Mengenal Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad SAW

Sedangkan Miraj adalah kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah mendirikan shalat secara langsung. Perintah ini diberikan untuk Nabi Muhammad dan umatnya.

Karena takut umatnya tidak bisa menjalankan shalat sebanyak 50 waktu, Rasulullah meminta keringanan hingga hanya menjalankan perintah shalat 5 waktu dalam sehari semalem.

Hikmah Isra Miraj

Banyak sekali pembelajaran yang bisa didapatkan dari kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW. Kisah ini merupakan perkara yang sangat jelas dan eksplisit disebutkan dalam Al – Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, dan tidak ada keraguan sama sekali meskipun akal manusia tidak dapat menjangkaunya.

Sebelum perjalanan Isra Miraj dimulai, Rasulullah SAW terlebih dahulu dibuka hatinya oleh malaikat Jibril dan Mikail untuk selanjutnya dibersihkan dengan air zam – zam tiga kali dan diisinya hati mulai dengan iman dan hikmah.

Dari kisah itu juga umat muslim mendapatkan pelajaran bahwa hati adalah hal terpentin dalam diri manusia. Hati merupakan pusat metabolism keimanan dan ketaqwaan.

Sedangkan banyak orang yang mengandalkan otaknya dengan rasio dan logika, dan terkadang melupakan peran hati yang penting.***