milenial

Viral! ASN Bekasi dan Isu Intoleransi, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Kota Patriot?

Selasa, 24 September 2024 | 14:15 WIB
Tangkapan layar video seorang ASN perempuan di Bekasi yang diduga intoleransi. (TOPmedia/Istimewa)


TOPMEDIA.CO.ID - Bekasi kembali menjadi sorotan publik setelah sebuah video viral yang menunjukkan seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) diduga melakukan tindakan intoleransi terhadap tetangganya.

Insiden ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat dan pemerintah setempat. Apa yang sebenarnya terjadi? Mari kita telusuri lebih dalam.

Kisah ini bermula ketika seorang ASN perempuan di Bekasi Selatan diduga memprotes tetangganya yang menggelar doa bersama di rumah pribadi mereka.

Video insiden tersebut dengan cepat menyebar di media sosial, memicu perdebatan sengit di kalangan netizen.

Banyak yang mengecam tindakan ASN tersebut sebagai bentuk intoleransi yang tidak seharusnya terjadi di negara yang menjunjung tinggi keberagaman.

Penjabat Wali Kota Bekasi, Gani Muhamad, saat itu segera merespons laporan warga terkait insiden tersebut.

“Kami akan segera menindaklanjuti aduan warga, dengan terlebih dahulu mendengar dari Para Pihak mengenai duduk perkara yang sebenarnya,” kata Pj Wali Kota Bekasi, Gani Muhamad yang dikutip TOPmedia.co.id, Selasa (24/9/2024).

Ia juga menambahkan bahwa Kota Bekasi adalah kota yang heterogen dan pemerintah berkomitmen untuk menjaga keharmonisan serta mempromosikan toleransi.

Namun, tidak semua pihak setuju dengan pandangan ini. Beberapa warga merasa bahwa tindakan ASN tersebut mencerminkan masalah yang lebih besar terkait intoleransi di masyarakat.

“Ini bukan pertama kalinya terjadi. Kami berharap pemerintah bisa lebih tegas dalam menangani kasus-kasus seperti ini,” ujar salah satu warga yang tidak ingin disebutkan namanya.

Di sisi lain, ASN yang terlibat dalam insiden ini telah memberikan klarifikasi.

Baca Juga: Misteri Akun Fufufafa, Benarkah Milik Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka?

“Saya tidak bermaksud untuk melarang ibadah, hanya saja saya merasa terganggu dengan suara yang terlalu keras,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Meski demikian, klarifikasi ini tidak cukup untuk meredakan kemarahan publik.

Pakar sosiologi dari Universitas Indonesia, Dr. Andi Wijaya, menilai bahwa kasus ini mencerminkan ketegangan sosial yang masih ada di masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini