Hal ini justru menjadikan mereka tertekan alih-alih membentuk karakter mereka.
Selain itu, meneriaki kader tanpa tujuan yang jelas juga dapat mempengaruhi sisi psikologis mereka.
2. Tempat untuk Ajang Balas Dendam
Kalimat "Kita dulu lebih parah!" atau "Gitu aja lemah!" selalu jadi andalan pengkader atau senior yang mencoba membenarkan tindakan keras atas perundungan terhadap junior dalam proses kaderisasi.
Padahal, untuk membentuk karakter dari para kader seharusnya perlu dirancang lagi kaderisasi yang mengedepankan lingkungan yang positif dan membangun.
Siklus senioritas ini akan terus terjadi apabila kaderisasi terus dijadikan sebagai ajang untuk balas dendam.
Baca Juga: Inilah 5 Negara yang Terapkan Program Makan Siang Gratis! Apa Kabar Prabowo Gibran?
3. Kaderisasi Sampai Malam Hari
Di beberapa prodi atau fakultas, seringkali pengkader akan melanggengkan kegiatan kaderisasi sampai malam hari, bahkan melewati batas waktu yang wajar.
Hal ini tentu akan membahayakan para kadernya, apalagi jika tidak memikirkan kondisi kesehatan mereka.
Perlu dipertanyakan kembali mengenai urgensi dari kaderisasi sampai tengah malam?
Apakah efektif dalam membentuk karakter para kadernya atau hanya membebankan mereka tanpa alasan yang jelas.
4. Sistem Kaderisasi yang Ketinggalan Zaman
Kaderisasi pada zaman dahulu seringkali identik dengan perpeloncoan dan sistem senioritas yang tinggi.
Seiring pergantian zaman, kaderisasi dengan sistem seperti itu seharusnya sudah tidak lagi relevan.