TOPMEDIA.CO.ID - Komplek Griya Sukses dan Desa Sepang, Banten semua warganya menolak tempat pembuangan sampah sementara Reuse, reduce, dan Rercycle (TPS3R) di wilayahnya.
Warga menggatakan awalnya TPS3R ini menggunakan maggot tapi sekarang sudah tidak ada maggotnya.
Tempat pengelola sampah inipun berubah menjadi perternakan hewan yaitu bebek dan sampah pun dibakar.
Jadi semua warga kompel dan desa di wilayah tersebut mengeluh.
Karena pengelola sampah TPS3R magot dilakukan tidak sesuai standar, akibatnya memberikan dampak buruk bagi Kesehatan warga dan juga memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitar.
Banyak warga yang melaporkan kejadian ini ke RT bahwa tempat TPS3R magot minta ditutup.
Bahkan sejumlah warga Komplek Griya Sukses dan Desa Sepang telah mengalami dampak buruk dari TPS3R magot bagi Kesehatan, karena mengalami gangguan pernafasan dan sesak akibat dari seringnya menghirup asap pembakaran di TPS3R magot yangb berada di tengah- Tengah pemukiman.
Akibat dari tumpukkan sampah menjadi berkembang biaknya jentik nyamuk biasa hingga nyamuk DBD.
“Selama ini yang terkena penyakit DBD di wilayahnya ada 3 orang, dan ganguan pernafasan gara- gara terlalu sering menghirup asap pembakaran sampah lebih banyak menyerang anak- anak dan lansia,” kata Ahmad selaku ketua RT 06 Komplek Griya Sukses.
Keberadaan TPS3R ini juga dari awal buka tidak pernah ada ijin dari ketua Rt, ketua Rw, maupun warga.
Ahmad juga menggatakan baru kemari nada balita yang terkena DBD, akhirnya ke Dinkes untuk meminta melakukan fogging,berdasarkan hasil penelurusan dari Dinkes, jentik nyamuk berasal dari TPS3R magot buykan dari sekitar rumah warga.
Kami meminta kepada pengelola TPS3R mangot di Kota Serang ini untuk segera menutup, dan mengeluarkan semua hewan ternak disini, bilamana dalam waktu seminggu tidak ditutup maka kami akan melakukan penyegelan, dan akan melakukan upaya hukum lanjutan,” kata pihak warga yang memimpin bicara di TPS3R.